Gemilang di Triwulan III-2024

Kamis 09 Jan 2025 - 21:08 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi

Sementara itu, industri kimia, farmasi dan obat tradisional turut mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,08 persen pada triwulan III-2024.

BACA JUGA:Target Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi Bisa Melesat Hingga 10% dalam 3 Tahun Mendatang

BACA JUGA:Akankah Perkembangan Ekonomi Digital Tumbangkan UMKM? Lalu Bagaimana Solusinya?

Menuju Indonesia Emas

Dengan mengusung visi Indonesia Emas, Kemenperin menargetkan sektor IKFT tumbuh hingga 6,59 persen pada 2025 dan mencapai 7,59 persen pada 2029.

Subsektor yang diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan sektor IKFT, antara lain industri kimia, farmasi, dan obat tradisional dengan target pertumbuhan sebesar 7,98--9,33 persen, serta industri barang galian bukan logam dengan target pertumbuhan 8,36--8,74 persen.

Kontribusi sektor IKFT terhadap PDB nasional juga ditargetkan dari 3,62 persen pada 2025 menjadi 3,86 persen di 2029.

Subsektor yang diharapkan menjadi pendorong kontribusi tersebut antara lain industri kimia, farmasi dan obat tradisional dengan target kontribusi sebesar 1,44--1,62 persen, serta industri tekstil dan pakaian jadi dengan kontribusi 1,07--1,09 persen.

BACA JUGA:Mengulik Potensi Perlambatan Ekonomi yang Bisa Terjadi Pada Tahun 2025 Akibat Kenaikan PPN 12%

BACA JUGA:Kenaikan PPN 12% pada 2025 Berisiko Tingkatkan PHK Massal di Tengah Ekonomi Lesu

Dalam upaya mewujudkan visi besar tersebut, Kemenperin mengandalkan  program hilirisasi, restrukturisasi mesin, dan implementasi industri 4.0, sebagai senjata utama.

Salah satu langkah strategis yang tengah didorong adalah pengembangan kawasan industri petrokimia di Teluk Bintuni, Papua Barat, dan Tanjung Enim, Sumatra Selatan.

Upaya itu bukan hanya menciptakan lapangan kerja, melainkan juga menyiapkan Indonesia menjadi pemain utama di pasar global.

 

Keberlanjutan IKFT

BACA JUGA:Waktunya Cerita Sukses Mesin Baru Pendorong Ekonomi Indonesia

BACA JUGA:Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Meski mencatat kinerja gemilang, sektor IKFT masih dihadapkan pada tantangan seperti ketidakstabilan politik global dan serbuan produk impor. Reni Yanita menekankan pentingnya regulasi proindustri untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. “Perlunya kebijakan harga gas bumi tertentu dan pengendalian impor menjadi langkah krusial untuk memperkuat daya saing industri dalam negeri,” ujarnya.

Kategori :