Optimisme Tetap Tumbuh di Akhir 2024
Seorang pedagang menimbang bawang putih yang dipesan pembeli di Pasar Sentral, Kota Gorontalo, Gorontalo, Selasa (29/10/2024).Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,91 persen dan memberikan kontribusi terbesar bagi PDB, didorong oleh peningkatan aktivitas di sekt-ANTARA FOTO-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kondisi ekonomi dunia saat ini tengah dirundung ketidakpastian. Fragmentasi geoekonomi dan ketegangan geopolitik yang berlarut-larut menyebabkan perlambatan ekonomi global, termasuk Indonesia.
Berdasarkan laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 mencatat pertumbuhan sebesar 4,95 persen (year on year/yoy) dan 1,5 persen (quarter to quarter/qtq), dengan pertumbuhan kumulatif sejak awal tahun mencapai 5,03 persen.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui, laju pertumbuhan kuartal III sedikit menurun dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun dia tetap optimistis, perekonomian Indonesia bisa mencapai target 5 persen pada akhir tahun, sesuai asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dalam konteks perekonomian global yang hanya tumbuh 3,2 persen pada 2024, di bawah rata-rata historis, harus diakui kondisi itu mencerminkan tantangan yang dihadapi banyak negara. Di Indonesia, tantangan ini menyebabkan kontraksi di sektor manufaktur selama empat bulan terakhir.
BACA JUGA:Konflik Global Terus Memanas, Benarkah Ekonomi Dunia Terancam Lumpuh di Tahun 2025?
BACA JUGA:Pendorongan Baru Ekonomi Rakyat
Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia pada Oktober 2024 tetap di level 49,2, menunjukkan kondisi yang belum stabil. “Penyebab kontraksi manufaktur ini berkaitan dengan lemahnya daya beli masyarakat,” ujar Menko Airlangga.
Meskipun demikian, Indonesia masih menunjukkan ketahanan dibanding negara-negara lain di Asia dan dunia, dengan tingkat inflasi yang rendah sebesar 1,71 persen pada Oktober dan rasio utang terkendali di angka 39,4 persen.
Dengan kinerja ini, artinya ekonomi Indonesia masih mengalami pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan Singapura (4,1 persen), Arab Saudi (2,8 persen), dan Meksiko (1,5 persen).
Menurut laporan BPS, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 didukung oleh beberapa sektor kunci. Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,91 persen dan memberikan kontribusi terbesar bagi PDB, didorong oleh peningkatan aktivitas di sektor perhotelan dan restoran.
BACA JUGA:Smelter Bauksit Mempawah Gerakkan Ekonomi Kalimantan Barat
BACA JUGA:Ekonomi Syariah Berperan Penting Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Selain itu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 5,15 persen mencerminkan optimisme dalam investasi pemerintah dan swasta, terutama dalam proyek infrastruktur. Dari sisi lapangan usaha, sektor transportasi dan pergudangan mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 8,64 persen, seiring dengan peningkatan mobilitas dan kegiatan logistik.
Dalam hal kontribusi wilayah, seluruh kawasan mencatatkan pertumbuhan. Hanya saja, di wilayah Jawa, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara tampil lebih kuat dibanding Sumatra, Sulawesi, dan Maluku-Papua, yang relatif mengalami pelambatan.