Dusun Wotawati Mengejar Sang Mentari

Selasa 31 Dec 2024 - 21:15 WIB
Reporter : redaksi
Editor : Ependi

Kalau dari jantung Kota Yogyakarta jaraknya 78,4 km atau sekira 2 jam 6 menit berkendara. Wotawati untuk sementara hanya dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi.

BACA JUGA:Kembalinya Sang Ganesha

BACA JUGA:Kembalinya Candi Lumbung ke Desa Sengi

Dusun Wotawati letaknya di lembah bekas aliran purba Bengawan Solo dan untuk mencapainya perlu ekstrahati-hati lantaran kontur jalannya yang menurun dan sedikit curam terutama di musim hujan karena belum diaspal, baru sebatas diberi cor blok.

Sebelah selatan dusun adalah Samudra Hindia sedangkan bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri di Jawa Tengah. 

Lantaran lokasinya yang dipeluk oleh perbukitan membuat suhu udara dusun ini lebih sejuk dari tempat lain di sekitarnya, antara 24--26 derajat Celcius di waktu siang dan sekira 20--21 derajat Celcius kala malam hari.

Kiri dan kanan dusun berdiri menjulang tebing bukit hijau ditumbuhi aneka tanaman keras milik warga seperti jati. Sebagian lainnya menanam singkong, pisang, jagung, dan kedelai. 

BACA JUGA:Menyusuri Jejak Sejarah Gereja Blenduk

BACA JUGA:Menilik 5 Tempat yang Dianggap Paling Berhantu di Dunia, Padahal Terlihat Mewah?

Warga dusun yang dihuni oleh 82 kepala keluarga (KK) atau sekitar 450 jiwa yang mendiami 4 Rukun Tetangga (RT) ini juga memelihara ternak sapi dan kambing yang pakannya berupa rumput gajah ditanam di sela pepohonan jati.

Sebagian besar mereka merupakan warga asli yang telah hidup di Wotawati secara turun temurun sejak berabad silam. 

Terletak di lembah diapit dua perbukitan besar di sisi timur dan barat membuat Dusun Wotawati tidak pernah terpapar sinar matahari dalam waktu lama.

Berbeda dengan wilayah lain, sinar mentari baru menerangi Wotawati sekitar pukul 8 pagi dan kembali menghilang sebelum jam 16.00 WIB dan membuat kawasan dusun gelap. Artinya, warga Wotawati menikmati terbitnya matahari lebih lambat dan merasakan tenggelamnya sang surya lebih cepat dibandingkan daerah lain.

BACA JUGA:Iraw Tengkayu, Perayaan Suku Tidung yang Sarat Filosofi Kehidupan

BACA JUGA:Trem Batavia, Primadona Transportasi Warga Ibu Kota Tempo Dulu

Meski fenomena itu sepintas menarik, nyatanya menimbulkan tantangan bagi warga Wotawati. Di antaranya, sering kali pakaian yang mereka jemur menjadi susah kering.

Kategori :

Terkait

Selasa 31 Dec 2024 - 21:15 WIB

Dusun Wotawati Mengejar Sang Mentari

Sabtu 21 Dec 2024 - 19:30 WIB

Memeluk Masa Lalu Merajut Masa Depan

Sabtu 07 Dec 2024 - 18:14 WIB

Kembalinya Sang Ganesha

Sabtu 30 Nov 2024 - 19:52 WIB

Kembalinya Candi Lumbung ke Desa Sengi

Sabtu 23 Nov 2024 - 18:41 WIB

Menyusuri Jejak Sejarah Gereja Blenduk