Sejumlah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemerintah Daerah pun rutin menggelar pelatihan. Sebagai contoh, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Jawa Timur yang menginisiasi pelaksanaan kegiatan pelatihan penumbuhan P2L.
BACA JUGA:Dinas Pertanian Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Petani
BACA JUGA:Sejahterakan Petani, DISUKA Adobsi Program Pertanian Modern
Bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, kegiatan pelatihan digelar pada tanggal 12–13 November 2024 di Kelompok Wanita Tani (KWT) Mukti Asih Sejahtera Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, dan KWT Sejahtera Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
Ketahanan dari Pekarangan
Hingga 2024, P2L telah menjangkau lebih dari 11.000 kelompok tani di seluruh Indonesia. Dengan dukungan anggaran Rp250 miliar setiap tahun, program ini telah berhasil membentuk taman-taman pangan produktif di lebih dari 70 ribu pekarangan. Tidak hanya itu, kawasan urban seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung juga mulai gencar mengadopsi konsep ini melalui urban farming.
Menurut data Kementerian Pertanian, hasil panen dari P2L hingga kini telah membantu lebih dari 1 juta keluarga mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan bahan pangan hingga 20%. Sebagai contoh, cabai yang kerap menjadi momok saat harganya melonjak kini bisa dipetik langsung dari halaman rumah.
BACA JUGA:Banyak Ternak Sakit, Dinas Pertanian Gelar Pengobatan Gratis di Pondok Batu
BACA JUGA:Turun ke Mukomuko, Kementerian Pertanian Verifikasi Usulan Jalan Sentra Produksi
Selain itu, program ini juga memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi malnutrisi. Kementerian mencatat penurunan kasus stunting di beberapa daerah, salah satunya di Nusa Tenggara Timur, berkat ketersediaan bahan pangan segar dari P2L.
P2L diyakini sebagai bagian dari solusi ketahanan pangan yang berkelanjutan. Merujuk penjelasan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, kunci dari ketahanan pangan ada di rumah tangga. P2L tidak hanya menciptakan pangan yang sehat, melainkan juga memberdayakan masyarakat untuk lebih mandiri.
Pekarangan kecil ini menjadi simbol bahwa setiap rumah tangga punya peran besar dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan krisis pangan. “Kita punya mimpi besar, swasembada pangan, dan itu memerlukan kerja sama semua pihak. Pemerintah, petani, hingga aparat desa, semua memiliki peran penting dalam mencapai tujuan ini,” jelas Mentan Amran pada acara Gerakan Nasional Pangan Merah Putih Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta.
BACA JUGA:Hasil Ngamen di Kementerian Pertanian, Kementan Bantu 2 Unit Combine
BACA JUGA:Dualisme di Lingkungan Sekolah, Dewan Minta Daerah Bersikap
P2L Terpadu
Untuk 2025, pemerintah menargetkan penambahan 15 ribu kelompok tani baru dan pengembangan model P2L terpadu yang tidak hanya mencakup tanaman pangan. Pemerintah juga menyasar peternakan kecil, seperti unggas dan ikan. Langkah ini diharapkan mampu menciptakan sistem pangan yang lebih lengkap dan berkelanjutan di tingkat rumah tangga.
Selain itu, Kementerian Pertanian juga menggandeng sektor swasta untuk memperluas program ini melalui kemitraan dengan perusahaan agribisnis. Pendekatan ini diyakini dapat memberikan dampak lebih besar, baik dari sisi pendanaan maupun inovasi teknologi pertanian.