RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Indonesia makin memantapkan performanya di kancah pergaulan Internasional.
Badan Standardisasi Nasional (BSN) melaporkan standar sistem peringatan dini usulan Indonesia telah resmi diadaptasi dalam sistem standar internasional di forum Organization for Standardization atau ISO.
"Standar sistem peringatan dini semula digunakan di level nasional. Atas pertimbangan perluasan kemanfaatan yang lebih luas di level internasional, maka Indonesia berinisiatif mengangkat Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi standar internasional ISO,” ujar Hendro Kusumo, Deputi Bidang Pengembangan Standar, BSN, di Jakarta, seperti dilaporkan bsn.go.id.
Standar yang dimaksud adalah ISO 22328-2:2024 terkait dengan fenomena longsor berjudul Security and resilience — Emergency management — Part 2: Guidelines for the implementation of a community-based early warning system for landslides.
BACA JUGA:Jalur Evakuasi Bencana di Mukomuko Perlu Penanganan Cepat
BACA JUGA:BPBD Siapkan Kajian Resiko Bencana di Mukomuko
Terlebih lagi, menurut Hendro, substansi standar telah didukung hasil penelitian para ahli bencana Indonesia dan secara penerapan telah menjadi praktik yang baik di kalangan komunitas berisiko bencana.
Kabar prestise tersebut itu telah disampaikan dalam plenary meeting ISO/TC 292 Security and Resilience, yang dilaksanakan pada 30 September 2024 sampai dengan 4 Oktober 2024 di Liverpool, Inggris. Dalam pertemuan tahunan ini turut hadir delegasi Indonesia yaitu Agus Wibowo dari BNPB, Profesor Faisal Fathani dan Profesor Wahyu Wilopo dari UGM dan Meira Rini dari BSN.
Ketua ISO/TC 292/SC 1, Emergency Management, Profesor Rhainer Koch dari Jerman, menyampaikan standar yang diusulkan Indonesia diterima dengan sangat baik oleh komunitas internasional. "Proses usulan standar dari Indonesia dan pembahasannya di forum ISO/TC 292 berjalan dengan baik, dan telah terjadi proses pembelajaran yang matang dari standar sebelumnya, karena adanya sharing praktik yang baik dari Indonesia," kata Rhainer pada rapat Pleno ISO/TC 292 tersebut seperti dikutip bsn.go.id.
BACA JUGA:Surat Penetapan Tanggap Bencana Longsor di Pondok Panjang Belum Sampai di Meja Bupati
BACA JUGA:BPBD Rancang Program Perbaikan Rumah Korban Bencana Alam
Standar ISO 22328-2 ini melengkapi seri standar internasional ISO sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) yang telah diusulkan oleh Indonesia sebelumnya, yakni ISO 22327:2018, Security and resilience—Emergency management—Guidelines for implementation of a community-based landslide early warning system.
Langkah mendapat pengakuan internasional
Tak hanya itu, masih ada dua standar yang antre untuk diadaptasi menuju ISO yakni: ISO/NP 22328-4 Guidelines for the implementation of a community-based early warning system for floods, dengan konseptor Profesor Faisal Fathani dari UGM; dan ISO/NP 22328-5: Guidelines for the implementation of a community-based early warning system for volcanic eruptions, dengan konseptor Profesor Wahyu Wilopo dari UGM.
Kedua usulan standar internasional tersebut telah dipaparkan dalam sidang plenary ISO/TC 292/SC 1, Emergency Management, dan hasilnya disetujui serta disepakati untuk dilanjutkan ke tahap balloting NP (New Proposal). Kedua rancangan standar ISO tersebut disambut antusias dan mendapat dukungan dari negara anggota, seperti India, Jepang, dan Amerika Serikat.