Harsono seorang guru Bahasa Jawa. Tentu tak sulit baginya menceritakan kisah pewayangan. Berbeda dengan anaknya. Sang istri tidak suka wayang.
BACA JUGA:Sebelum Pandemi dan Sesudah Itu Mati
BACA JUGA:PEREMPUAN YANG MENJUAL DIRINYA PADA JARAK
Istrinya punya background di bidang ekonomi. Meski tinggal satu rumah, Harsono jarang komunikasi dengan istrinya. Selain beda passion, juga beda pemikiran.
Kalau ngobrol, sering kali berujung perdebatan yang tidak ada titik temu. Harsono merasa salah menikahi perempuan.
Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur terjadi. Bagaimanapun juga, Astutik adalah wanita yang telah melahirkan Bima.
Semenjak kematian Bima. Astutik sudah jarang pulang ke rumah Harsono. Alasannya menemani dan merawat orang tuanya.
BACA JUGA:Anak Sekolah Dasar yang Mati Tak Berdasar
BACA JUGA:Love or Ghosting
Dengan alasan itu, Harsono bisa maklum. Pun hidup sendiri, tidur tanpa istri, tak membuat Harsono kesepian. Ia sudah tidak punya hasrat libodo lagi.
Sudah tidak tertarik dengan wanita. Padahal bisa saja Harsono menikah lagi. Sangat mampu. Dia seorang PNS guru yang sudah sertifikasi.
Jelas sangat mampu bila ia ingin menikah lagi. Pun Astutik bersedia misalkan diajak untuk bercerai. Karena Astutik sibuk dengan karirnya.
Bahkan rumornya, Astutik dekat sama bos di perusahaan tempatnya kerja. Isu itu tak dihiraukan Harsono. Bahkan Harsono legowo misalkan Astutik meninggalkannya. Pikirnya, buat apa menyandang status suami kalau tidak nyambung, berpisah bukan pilihan yang buruk.
BACA JUGA:ULAR BERWUJUD MANUSIA
BACA JUGA:JODOHMU ADALAH SIAPA DIRIMU
Dalam posisi demikian, Harsono merasakan hidupnya saat ini bagai seorang Brahmana. Seseorang yang menghibahkan dirinya untuk pendidikan.