Pengalokasian kredit lunak ini secara kumulatif didominasi oleh Bank Rakyat Indonesia atau BRI ini, berjumlah 6.040 debitur dengan nilai penyaluran Rp 455.293.600.000.
BACA JUGA:Kemendag Fokus pada Penguatan Pasar dan Ekspor UMKM BISA
BACA JUGA:Mengulik Potensi Ekspor F&B UMKM
Turut terungkap, kualifikasi pendidikan para debitur yang telah ditetapkan pemerintah, menempatkan lulusan sekolah dasar atau SD, nyaris mendominasi sebagai debitur.
Jumlahnya mencapai 2.804 debitur dengan angka penyaluran sebesar Rp 187 miliar. Lulusan SLTA menempati tangga tertinggi dengan 2.931 debitur.
Angka penyaluran KUR untuk debitur lulusan SLTA mencapai Rp 212,5 miliar. Sarjana sebanyak 631 debitur dengan penyaluran Rp 43,4 miliar.
Kemudian SMP sebanyak Rp 48,9 miliar dengan 453 debitur, Lainnya sebesar Rp 35,9 miliar dengan 260 debitur serta diploma sebanyak 192 debitur dengan angka penyaluran sebesar Rp 14,2 miliar.
BACA JUGA:Strategi Marketing yang Bisa Kamu Coba untuk Naikkan Penjualan UMKM
BACA JUGA:Stimulus Ekonomi, Pedagang dan UMKM Mukomuko Dibantu Tenda dan Timbangan
Politisi Gerindra itu, mengatakan pihaknya akan segera membahas bersama dengan instrumen kerja lembaga politik itu, untuk menjadikan dinamika KUR sebagai rencana kerja di tahun depan.
"Karena UMKM dikenal sangat kuat menghadapi krisis. Maka ketika, memang ada potensi UMKM dengan para pelakunya yang serius dan memiliki integritas, bagi kami ini yang perlu diperkuat dukungannya," ujarnya.
Dukungan yang dimaksudkan Baaf, sapa akrabnya, harus dimaknai secara luas. Bukan semata-sata, aksesibilitas di sektor permodalan saja. Tapi juga soal kepastian pangsa pasar dan lainnya.
"Akses permodalan yang mumpuni, pangsa pasar yang terjaga serta komoditi utama hingga pendamping yang terjamin, ini akan menjadi soko ekonomi di daerah bahkan nasional dari UMKM," pungkasnya, menginisiasi. (bep)