Dalam beberapa tahun terakhir, harga kebutuhan pokok, seperti sembako, bahan bakar, dan layanan kesehatan, mengalami lonjakan signifikan.
Bagi banyak keluarga, pendapatan bulanan yang diterima tidak lagi mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar.
BACA JUGA:Pemerintah Dorong Industri Padat Karya untuk Ciptakan Lapangan Kerja dan Percepat Pemulihan Ekonomi
BACA JUGA:Stimulus Ekonomi, Pedagang dan UMKM Mukomuko Dibantu Tenda dan Timbangan
Dalam situasi seperti ini, menggunakan tabungan menjadi pilihan yang tampaknya paling masuk akal untuk menjaga kualitas hidup.
3. Gaya Hidup dan Konsumerisme
Fenomena gaya hidup modern yang mengedepankan konsumsi juga tidak bisa diabaikan.
Di era digital saat ini, akses informasi dan promosi produk semakin mudah.
Media sosial seringkali menjadi sarana untuk memamerkan gaya hidup yang mewah, yang berujung pada dorongan untuk berbelanja lebih banyak.
Banyak orang merasa tertekan untuk mengikuti tren atau mempertahankan status sosial, sehingga mereka terpaksa menggunakan tabungan untuk memenuhi keinginan tersebut.
BACA JUGA:Ekonomi Syariah Berperan Penting Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
BACA JUGA:4 Pilar Penting Ekonomi Mikro yang Harus Kamu Ketahui
4. Kurangnya Literasi Keuangan
Kurangnya literasi keuangan di kalangan masyarakat juga menjadi salah satu faktor penyebab fenomena ini.
Banyak orang yang belum memahami pentingnya perencanaan keuangan yang baik, termasuk bagaimana mengelola pendapatan dan pengeluaran.
Tanpa pengetahuan yang memadai, mereka cenderung menghabiskan uang tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang, termasuk risiko kehabisan tabungan.