2. Olahraga
Jika gejala sesak napas sudah hilang, pasien disarankan untuk rutin berolahraga. Pasalnya, aktivitas fisik dapat memperkuat otot pernapasan sehingga pasien dapat bernapas lebih baik.
BACA JUGA:Catat! Ini 10 Jenis Minuman Untuk Kesehatan Jantung dan Paru-Paru
BACA JUGA:Apakah Benar Kipas Angin Dapat Menyebabkan Paru-Paru Basah ? Simak Jawabannya Berikut
3.Terapi dukungan obat untuk paru-paru
Selain meresepkan obat-obatan paru-paru di atas, dokter juga akan menyarankan terapi suportif untuk mengatasi penyakit paru-paru Anda. Terapi suportif yang mungkin direkomendasikan meliputi:
4. Terapi oksigen
Terapi ini biasanya diperlukan bagi penderita penyakit paru-paru yang mengeluh sesak napas atau bahkan kesulitan bernapas sehingga tidak mendapatkan cukup oksigen.
BACA JUGA:Ternyata Perokok Pasif Cenderung Lebih Berpotensi Terkena Penyakit Paru-paru, Begini Penjelasannya!
BACA JUGA:Begini Cara Mengeluarkan Lendir Atau Dahak Di Paru-paru Dengan Muda
5. Bronkodilator agonis beta-2 kerja cepat
Bronkodilator adalah obat paru-paru dengan tujuan melancarkan pernapasan, hal ini dikarenakan dapat melonggarkan paru-paru serta memperluas saluran pernapasan.
Maka dari itu agonis beta-2 yang paling sering digunakan untuk mengobati paru-paru.
Beberapa agonis beta-2 bertindak cepat dan yang lainnya lambat. Agonis beta-2 kerja cepat (SABA), misalnya salbutamol dan terbutaline, sering digunakan untuk mengatasi sesak napas mendadak, misalnya pada serangan asma.
Namun efektivitasnya hanya bertahan selama 4 hingga 6 jam. Selain itu, jika digunakan terlalu sering sebagai pengobatan tunggal, SABA meningkatkan risiko sesak napas berulang.
BACA JUGA:Kenali Beberapa Tanda-tanda Paru-paru Kotor,Yang Jarang Diketahui Banyak Orang