Keluar Cairan Dari Telinga Anda? Kenali Ternyata Ini Penyebabnya, Jangan Diabaikan!

Selasa 29 Oct 2024 - 12:03 WIB
Reporter : Muhamad Ardhia
Editor : Ependi

Selain dari gejala termasuk nyeri di bagian belakang telinga, kemerahan, bengkak, keluarnya cairan, pembengkakan daun telinga, serta berbagai gejala lain seperti sakit kepala, demam, dan kelemahan otot wajah. 

BACA JUGA:Begini Cara, Mengeluarkan Serangga Yang Masuk Kedalam Telinga, Boleh Dicoba!

BACA JUGA:Bisa Disebabkan Karena Kebiasaan Sehari-hari, Inilah Sederet Penyebab Infeksi Telinga

Di sisi lain, pengobatan melibatkan antibiotik, seringkali melalui infus di rumah sakit. Apabila pengobatan tidak berhasil, tindakan bedah seperti pemasangan pipa kecil pada gendang telinga atau pengangkatan sel-sel udara mastoid mungkin diperlukan.

Di samping pencegahan melibatkan deteksi dini dan pengobatan infeksi telinga, serta pemberian vaksin pneumokokus untuk mencegah infeksi bakteri tertentu yang dapat menyebabkan mastoiditis.

7. Karena Fraktur Tulang Temporal

Apalagi Fraktur Tulang Temporal yang sering disebabkan oleh kecelakaan merupakan cedera kepala yang signifikan dengan 64% kasus terjadi akibat kecelakaan. 

Selain itu, telah dilaporkan bahwa 30% dari seluruh kasus cedera kepala mengakibatkan fraktur tulang kepala dengan fraktur tulang temporal mencapai 14-22% dari seluruh fraktur tengkorak, terutama disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor.

BACA JUGA:Tak Usah Panik Dulu! Ini Beberapa Penyebab Telinga Sakit Saat Menelan serta Tips Mengatasi

BACA JUGA:Kenali Tindik Telinga Beserta Resikonya Sebelum Melakukan

Padahal fraktur tersebut dapat diklasifikasikan menjadi longitudinal (80% kasus) dan tranversal (10% kasus), dengan gejala yang bervariasi, termasuk perdarahan telinga dan gangguan pendengaran. 

Selain komplikasi seperti paralisis otot fasialis terjadi pada sekitar 6-7% kasus.

Padahal terapi melibatkan penggunaan kortikosteroid sistemik dan terapi rehabilitasi komprehensif untuk memfasilitasi pemulihan. 

Akibat gangguan pendengaran, baik konduksi maupun sensorineural, juga dapat terjadi, memerlukan penanganan yang berbeda sesuai dengan jenis gangguan tersebut. (*)

Kategori :