BACA JUGA:Babak Baru Industri Tembaga Indonesia, Menjadi Tonggak Hilirisasi
BACA JUGA:Inilah Empat Jurus Pemulihan Industri Tekstil Nasional
Namun, pemerintah masih menghadapi tantangan besar dalam memastikan pembangunan ini berlangsung secara berkelanjutan, terutama terkait pengelolaan limbah tambang dan dampak lingkungan.
Kedaulatan Mineral Kritis
Secara keseluruhan, Indonesia telah mencapai banyak kemajuan dalam pengelolaan mineral kritis, terutama melalui kebijakan hilirisasi dan pengembangan industri baterai.
Peningkatan produksi nikel olahan, pembangunan smelter, dan masuknya investasi asing menunjukkan bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok global untuk mineral kritis.
BACA JUGA:PLN Siapkan Listrik Bersih Layani Pertumbuhan Industri Data Center di Indonesia
BACA JUGA: Menko Marves Tekankan Pentingnya Transisi Energi Berkeadilan dan Pengembangan Industri Hijau
Namun, tantangan lingkungan dan keberlanjutan, serta pengelolaan rare earth elements (REE), masih perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Keberhasilan dalam mengatasi tantangan ini akan menentukan seberapa besar Indonesia dapat memanfaatkan potensi mineral kritisnya untuk mendukung transisi energi global dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi domestik.
Di masa depan, dengan dukungan kebijakan yang tepat, pengelolaan mineral kritis di Indonesia tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan, tetapi juga menjadi pilar penting dalam upaya global untuk mencapai kemandirian energi yang berkelanjutan.
Potensi mineral kritis Indonesia:
BACA JUGA:Industri Kreatif Indonesia Berhasil Menembus Pasar Internasional
BACA JUGA:Mendorong Kinerja Industri Manufaktur Ekspansif, Ekonomi Stabil
Nikel
Cadangan nikel Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Menurut data US Geological Survey (2023), Indonesia memiliki 72 juta ton cadangan nikel.