Indonesia Menuju Kedaulatan Mineral Kritis

Rabu 23 Oct 2024 - 21:59 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi

Pada 2023, Indonesia menyumbang 48 persen produksi nikel global menjadikannya produsen terbesar di dunia.

Produksi nikel Indonesia mencapai 1,6 juta ton pada 2022, meningkat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya karena peningkatan permintaan untuk baterai kendaraan listrik.

BACA JUGA:Prospek Obat Bahan Alam, Momentum Emas Industri Hijau Indonesia

BACA JUGA:Potensi Besar Industri Halal, Penopang Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Tembaga

Indonesia memiliki cadangan tembaga yang besar, dengan total cadangan mencapai 28 juta ton, menempatkannya di peringkat ketujuh dunia.

Salah satu tambang tembaga terbesar di dunia, Grasberg, di Papua, menghasilkan sekitar 700.000 ton tembaga per tahun.

Produksi tembaga di Indonesia mencapai 870.000 ton pada 2022.

BACA JUGA:Tantangan dan Peluang bagi Industri Lokal terhadap Impor Bahan Baku

BACA JUGA:Menyongsong Masa Depan Transportasi Ramah Lingkungan, Dengan Industri Kendaraan Berbasis Listrik

Kobalt

Indonesia memiliki potensi besar untuk kobalt yang merupakan mineral kunci dalam pembuatan baterai. Namun, produksi kobalt di Indonesia biasanya terkait dengan produksi nikel, karena kobalt adalah produk sampingan dari penambangan nikel laterit.

Cadangan kobalt Indonesia diperkirakan mencapai 600.000 ton.

Indonesia mulai berfokus pada peningkatan kapasitas pengolahan kobalt, seiring dengan pembangunan smelter nikel dan pabrik baterai pada 2023

BACA JUGA:Babak Baru Industri Tembaga Indonesia, Menjadi Tonggak HilirisasiBACA JUGA:Babak Baru Industri Tembaga Indonesia, Menjadi Tonggak HilirisasiBACA JUGA:Inilah Empat Jurus Pemulihan Industri Tekstil Nasional

Bauksit (Aluminium)

Kategori :