BENGKULU RU - Dana insentif karbon Rp 11 miliar yang merupakan program Forest and Land Use (Folu) Net Sink di Provinsi Bengkulu, pada bulan depan direncanakan bakal diluncurkan.
Ini disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Bengkulu, Safnizar, S.Hut, MP, Rabu 23 Oktober 2024.
"Kontrak dengan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) telah selesai ditandatangani, dan saat ini proses administrasi untuk pengajuan anggaran tahap awal sedang disusun," ungkap Safnizar.
Menurut Safnizar, program ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon melalui rehabilitasi hutan, dan juga pengelolaan lahan secara berkelanjutan.
BACA JUGA:Penyaluran Dana Insentif Desa Tunggu Pengesahan APBD Perubahan 2024
BACA JUGA:Dana Insentif 30 Desa Belum Tersalur
“Kita menargetkan peluncuran program ini pada bulan depan. Adapun anggaran yang dikucurkan sebesar Rp 11 miliar, dan pelaksanannya dalam kurun waktu dua tahun,” kata Safnizar.
Dalam program ini, lanjut Safnizar, prioritas utamanya pada upaya pemulihan hutan, dan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan.
"Pengelolaan hutan berbasis masyarakat merupakan salah satu poin penting dalam program ini. Masyarakat dilibatkan secara penuh untuk menjaga, merawat, dan memanfaatkan hutan secara bijaksana," tegas Safnizar.
Safnizar menambahkan, salah satu mitra dalam pelaksanaan program ini adalah KKI Warsi, yang merupakan sebuah organisasi dengan pengalaman rehabilitasi hutan dan pemberdayaan masyarakat.
BACA JUGA:Penyaluran Dana Insentif Desa Tunggu Pengesahan APBD Perubahan 2024
BACA JUGA:Dana Insentif 30 Desa Belum Tersalur
"KKI Warsi sendiri telah mendapatkan rekomendasi dari BPDLH sebagai mitra yang layak, dan terverifikasi untuk melaksanakan program ini," ujar Safnizar.
Lebih lanjut Safnizar menyampaikan, pelaksanaan program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, terutama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang mengelola dana insentif karbon.
"Dana ini diberikan sebagai apresiasi kepada daerah-daerah yang berhasil menurunkan emisi karbon, melalui kegiatan konservasi hutan dan lahan," singkat Safnizar. (tux)