RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Krisis energi global yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek ekonomi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Sebagai negara yang bergantung pada impor energi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, situasi ini menimbulkan tantangan besar bagi pemerintah, industri, dan masyarakat.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana krisis energi global memengaruhi impor Indonesia dan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi masalah ini.
Krisis energi global dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk ketidakstabilan geopolitik, peningkatan permintaan energi pasca-pandemi, serta gangguan rantai pasokan yang disebabkan oleh kondisi cuaca ekstrem dan bencana alam.
BACA JUGA:komitmen Indonesia Menuju Masa Depan Energi Hijau
BACA JUGA: Harapan Baru Membangun Masa Depan Energi Berkelanjutan, Hidrogen Hijau di Indonesia
Kenaikan harga minyak dan gas bumi di pasar internasional membuat banyak negara, termasuk Indonesia, terpaksa menyesuaikan anggaran dan strategi energi mereka.
Ketergantungan Energi Indonesia
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya energi, seperti minyak, gas alam, dan batu bara.
Meskipun demikian, konsumsi energi dalam negeri terus meningkat, sehingga ketergantungan pada impor energi menjadi semakin tinggi.
BACA JUGA:Upaya Pengembangan Listrik dari Energi Baru Terbarukan Perlu Diimbangi dengan Demand
BACA JUGA:Menteri ESDM Ingatkan Keharusan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan
Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia mengimpor sekitar 30% dari total konsumsi energi nasional, termasuk minyak mentah, gas, dan produk energi lainnya.
Krisis energi global ini mengakibatkan lonjakan harga komoditas yang berdampak langsung pada anggaran negara dan daya beli masyarakat.