Pusat ibukota kabupaten yang telah menelurkan Daerah Otonomi Baru (DOB) yakni Mukomuko dan Bengkulu Tengah (Benteng), dari kacamata planologi, memang tidak berada di jalur strategis yakni persimpangan atau jalur perekonomian utama.
BACA JUGA:Pariwisata jadi Basis Ekonomi Masa Depan
BACA JUGA:Sah! Pelantikan Sukses, Inilah 30 Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Utara Masa Jabatan 2024-2029
Dosen Kebijakan Publik Universitas Ratu Samban (Unras), Salamun Haris, menilai langkah yang perlu dilakukan daerah ini adalah membangun program-program kegiatan promotif yang dipadupadankan dengan potensi daerah.
"Artinya, daerah ini mesti melakukan event-event periodik yang mampu menggaet kunjungan orang luar atau daerah lain untuk berkunjung. Karena status kewilayahan kita ini adalah kota tujuan. Bukan perlintasan," kata Salamun Haris, menganalisis.
Maka ketika ada pemikiran pejabat publik atau kandidat di Pilkada, untuk membangun konektivitas daerah, Salamun memberikan dukungan atas rencana tersebut.
Akademikus kini menjadi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Eknomi (FISE) Unras ini menilai, gagasan membidangi pembangunan koneksitas di daerah, akan menjadi pranala pembangunan yang memiliki efek imbasan besar pada elemen-elemen pemicu geliat ekonomi di daerah.
BACA JUGA:ASA : Pemerintahan Nanti Tidak Ada Sekat Bupati dan Wabup
BACA JUGA:Asa Besar atas Sawah 3.400 Hektar
"Karena lewat pembangunan yang berfokus pada koneksi ini, akan berimbas pada efek ikutan positif pula negatif. Karena salah satu ciri dari kemajuan sebuah daerah, tidak hanya geliat ekonomi. Tapi juga angka kriminalitas. Namun secara teknis, ini dapat dimitigasi," jelasnya dalam karangka pikir makro.
Senada, namun lebih menjurus, kandidat doktor Universitas Diponegoro, Semarang, Yuni Indah, S.Sos, M.Si, baru-baru menyerukan, salah satu langkah strategis yang perlu dilakukan di sektor kepariwisataan adalah pembangunan dengan model pentahelix.
"Pembangunan kepariwisataan ini nantinya akan mengkolaborasikan 5 unsur yakni akademisi, swasta atau pelaku usaha, komunitas, pemerintah selaku otoritas serta media massa," pungkasnya. (*)