BENGKULU RU - Pemerintah Daerah (Pemda) di Provinsi Bengkulu, dinilai penting untuk mengantisipasi lonjakan inflasi jelang akhir tahun 2024.
Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Win Rizal. Menurut Win Rizal, antisipasi itu lantaran pada akhir tahun terdapat perayaan Natal dan Tahun Baru 2025.
"Mendekati akhir tahun perlu dilakukan antisipasi kenaikan harga pangan, apalagi mendekati Natal dan tahun baru. Karena harga pangan relatif fluktuatif mengalami kenaikan," ungkap Win Rizal.
Dengan demikian, lanjut Win Rizal, harga pangan perlu dijaga, apalagi sekarang ini harga beras sudah mulai merangkak naik. Tidak menutup kemungkinan harga kebutuhan lainnya seperti cabai, bawang dan lainnya.
BACA JUGA:Apakah Turunnya Harga BBM Non-Subsidi Memberikan Efek Terhadap Inflasi dan Daya Beli Masyarakat?
BACA JUGA:Inflasi Terkendali, Daya Beli, Ekspor dan NTP Diklaim Naik
"Biasanya kebutuhan-kebutuhan itu jelang Natal dan tahun baru, harganya ikut bergerak naik," kata Win Rizal.
Win Rizal menambahkan, kenaikan harga komoditas pangan turut diikuti sektor penyumbang inflasi lainnya, seperti penerbangan, penyedia jasa dan lain sebagainya.
"Makanya potensi-potensi yang bisa memberikan dampak atau berpengaruh terhadap kenaikan inflasi, sejak dini harus diantisipasi. Sehingga nantinya angka inflasi tetap terkendali," tambah Win Rizal.
Jelang akhir tahun, sambung Win Rizal, suplai dan demand atau ketersediaan dan kebutuhan bahan pangan, biasanya sangat menentukan kenaikan inflasi.
BACA JUGA:Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Diklaim Membaik
BACA JUGA:Inflasi di Bengkulu Kembali ke Posisi Ideal
"Karena pada rentang waktu tersebut, masyarakat kerap berbelanja di luar kebutuhan yang akhirnya dapat mempengaruhi kenaikan angka inflasi. Jadi juga dibutuhkan upaya edukasi dan sosialisasi yang baik di tengah masyarakat," ujar Win Rizal.
Lebih lanjut Win Rizal menyampaikan, diharapkan pada tiga bulan terakhir tahun 2024 ini, tidak mengalami kenaikan yang signifikan dan dapat diantisipasi dengan baik kenaikan angka inflasi.
"Ini termasuk Pekerjaan Rumah (PR), dan kita antisipasi supaya inflasi tetap di rentang 2,5 plus minus satu atau antara 1,5 sampai 3,5 persen," demikian Win Rizal. (tux)