Tom Lembong Akut Demo ke DPR, Singgung O1,02 dan 03
Tom Lembong Akut Demo ke DPR, Singgung O1,02 dan 03 -instagram@tomlembong-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Ketua Tim Hukum Pasangan Capres/Cawapres, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) Pilpres 2024, Thomas Lebong atau Tom Lembong, turut berorasi di depan Gedung DPR RI, Kamis, 22 Agustus 2024.
Usai mengambilalih alat pelantang di hadapan massa, Tom sempat yang menyinggung kehadirannya bersama dengan aksi massa yang menolak paripurna pengesahan UU Pilkada oleh DPR, menyinggung nomor mulai dari 01, 02 dan 03.
Tom yang sempat dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu pada akhir Juni 2024, lantaran story di fitur unggahanya medsos instagram ini, menegaskan kehadirannya bersama dengan peserta aksi adalah mewakili diri sendiri.
Dia menyampaikan, dinamika sosial politik yang terjadi di negeri saat ini mengantarkan Indonesia saat ini berada di persimpangan.
BACA JUGA:Pelayanan RSUD Nyendat, Dokter Spesialis Demo
BACA JUGA:Massa Aksi Gelar Orasi, Tuntut Perusahaan Hentikan Aktivitas di Lahan HPK
"Sama hal-nya seperti almarhum ayah, paman/tante dan pendahulu kita 79 tahun yang lalu dan pada saat² kritis di mana nasib Republik kita sedang dipertaruhkan…," ungkap Tom disambut tepuk sorak peserta aksi, Kamis, 22 Agustus 2024.
Karena kita semua, masih dia, sadar tidak sadar, dengan cara masing-masing sedang ikut menentukan dunia yang ingin kita wariskan pada anak, cucu dan generasi berikutnya.
"Saya tidak berdiri di sini mewakili 01, 02 atau pun 03, tapi mewakili diri sendiri dan keluarga," ungkapnya.
Orasi landai namun menyentuh Tom, merangsang ingatan semangat juang, 79 tahun yang lalu disaat momen kritis bangsa, nyaris seperti saat ini yang tengah dipertaruhkan. Layaknya, saat itu, terus dia, negara tengah berada di persimpangan.
BACA JUGA:Pejabat Ini Tidak Perlu Mundur Saat Ikut Pilpres
BACA JUGA:Geliat Kompetisi Pilkada Usai Putusan MK, Ini Pendapat Berbeda Hakim Konstitusi
Sejarah mencatatkan, kata dia, bagitu demokrasi diruntuhkan, lembaga negara wibawanya diturunkan, itu merupakan langkah pertama untuk pelan-pelan kesempatan berkarya akan hilang.
Itu langkah-langkah pertama, pelan-pelan untuk menuju kesengsaraan, pelan-pelan peluang untuk bersuara akan disempitkan.