Benarkah Perubahan Pola Belanja Masyarakat Memberi Dampak Buruk Terhadap Pasar Tradisional?
Benarkah Perubahan Pola Belanja Masyarakat Memberi Dampak Buruk Terhadap Pasar Tradisional?-Istimewa -
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Perubahan pola belanja masyarakat dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi topik hangat di kalangan ekonom dan pelaku usaha.
Dengan berkembangnya teknologi digital dan popularitas e-commerce, banyak konsumen yang beralih dari pasar tradisional ke platform belanja online.
Pertanyaan yang muncul adalah: apakah perubahan ini berdampak buruk bagi pasar tradisional?
Pergeseran ke belanja online didorong oleh berbagai faktor.
BACA JUGA:Guna untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi lebih Kuat
BACA JUGA:Perkembangan Ekonomi Digital E-Commerce di Indonesia Ternyata Tidak Terlepas Dari Peranan Gen Z
Pertama, kemudahan akses yang ditawarkan oleh platform e-commerce memudahkan konsumen untuk menemukan dan membeli produk tanpa harus keluar rumah.
Selain itu, kemajuan teknologi dan penetrasi internet yang semakin luas di Indonesia telah meningkatkan kenyamanan berbelanja secara digital.
Menurut laporan dari Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), transaksi e-commerce di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, mencerminkan perubahan preferensi masyarakat yang semakin cenderung ke belanja online.
Pasar tradisional, yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat, kini merasakan dampak dari pergeseran ini.
BACA JUGA:Krisis Ekonomi China Berpotensi Menular ke Seluruh Dunia, Mengapa Demikian?
BACA JUGA: Mengubah Limbah Jadi Emas : Potensi Ekonomi di Balik Limbah Sawit
Banyak pedagang di pasar tradisional melaporkan penurunan pendapatan akibat berkurangnya jumlah pembeli.
Konsumen yang dulunya rutin berbelanja di pasar tradisional kini lebih memilih untuk membeli produk melalui aplikasi online yang menawarkan berbagai kemudahan dan promo menarik.