Demi Wujudkan Kinerja Keberlanjutan Hulu Migas, PEPC Regional Indonesia Timur Perkuat Kolaborasi

PEPC Regional Indonesia Timur memperkuat kolaborasi untuk mewujudkan kinerja keberlanjutan hulu migas. -(DOK.Pertamina EP Cepu)-

BACA JUGA: Kinerja Investasi Migas Kinclong

BACA JUGA: Industri Pengolahan Nonmigas Masih Jadi Andalan di 2024

Kontributor terbesar berasal dari optimasi Pengoperasian Hot Oil Fire Heater dengan metode AFR di CPP Matindok (13.610,8 CO2eq), pemasangan Online Adjustable Choke di Sumuran Gas Donggi Matindok Field untuk Menurunkan Gas Flaring (10.526,5 CO2eq), pengurangan flaring dengan Teknologi Steam Atomizing JOB Tomori (7300,8 CO2eq) dan efisiensi energi dari Gas Turbin di Power Plant CPA dengan Pemasangan Unit TerSADown (Filter Scrubber Anti Down) di Lapangan Sukowati (4561,7 CO2eq).

Salah satu lapangan di Regional Indonesia Timur, yakni PEP Sukowati Field di Bojonegoro, Jawa Timur, juga terpilih sebagai lapangan untuk implementasikan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) sebagai upaya peningkatan produksi dan operasi ramah lingkungan.

Di bidang sosial, Regional Indonesia Timur mencatat jam kerja selamat (safe man-hours) YTD 2024 adalah 186,1 juta Safe Manhours atau peningkatan sebesar 14,4 juta dibanding tahun 2023 sebagai bukti komitmen menjadikan keselamatan kerja menjadi prioritas utama dalam operasi migas yang tinggi risiko.

Berbagai upaya yang dilakukan adalah menegakkan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan melalui Corporate Saving Rules (CLSR), Contractor Safety Management System (CSMS), Process Safety & Asset Integrity Management System (PSAIMS), Sistem Izin Kerja Aman (SIKA) dan housekeeping di lingkungan kerja.

BACA JUGA:Revisi UU Migas Dukung Investasi Migas dalam Era Transisi Energi

BACA JUGA:Pertamina Eksplorasi Peluang Kerja Sama Hulu Migas di Amerika Latin dan Karibia

“Jam kerja selamat menjadi faktor penting dalam kinerja keberlanjutan karena akan meningkatkan rasa aman pekerja, mendorong produktivitas, efisiensi dan reputasi baik,” ujarnya.

Perusahaan juga memiliki program pemberdayaan masyarakat unggulan yang telah mendapatkan penghargaan tertinggi PROPER Emas dari Kementrian Lingkungan Hidup yakni program pemberdayaan petani garam di Bangkalan, Madura SALT CENTRE TERINTEGRASI binaan PHE WMO, program akses air bersih untuk Komunitas Adat Terasing (KAT) di Banggai, Sulawesi Tengah ASIH LOINANG binaan JOB Tomori.

Kemidian program pemberdayaan Masyarakat Adat Togong Tanga untuk peningkatan kualitas lingkungan dan pemberdayaan ekonomi lebah madu KOKOLOMBOI LESTARI binaan PEP Donggi Matindok Field, dan pemberdayaan petani gurem di Bojonegoro, Jawa Timur PRABU KRESNA binaan PEP Sukowati Field.

Regional Indonesia Timur juga patuh dan taat terhadap peraturan untuk memastikan aspek governance, antara lain dengan mengimplementasikan ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Suap, ISO 9001:2015 tentang Quality Management System, ISO 14001:2015 Manajemen Lingkungan dan ISO 45001: 2018 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.  (*)

 

Sumber bumn.go.id

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan