Kapal Tradisional Asli Indonesia Warisan Nenek Moyang
Kapal Pinisi menjadi salah satu kapal tradisional dari Sulawesi Selatan -Shutterstock/Ethan Daniels-
Perahu bidar memiliki panjang sekitar 24-30 meter, lebar 75-100 cm, dan tinggi 60-100 cm. Dengan ukuran seperti itu, perahu bidar bisa menampung hingga 45-58 orang. Namun, menurut kepercayaan masyarakat Palembang, perahu bidar hanya bisa dinaiki pria saja.
Dalam bahasa Palembang, bidar berarti biduk lancar. Konon, zaman dahulu perahu ini digunakan untuk memperebutkan putri cantik bernama Putri Dayang Merindu. Legenda ini pun menjadi inspirasi sebuah festival budaya yang masuk dalam kalender Karisma Event Nusantara 2024.
Pencalang
Kapal tradisional Indonesia yang kerap digunakan masyarakat Riau dan Semenanjung Melayu untuk berlayar dan mematai musuh. Hal ini sesuai dengan arti dari kata pencalang atau pantchiallang dalam bahasa melayu, yakni mengintai atau mengintip.
Menurut catatan sejarah dan relief pada Candi Borobudur, perahu pencalang sudah digunakan pada masa Kerajaan Majapahit. Kala itu digunakan untuk berdagang dan peperangan, karena melalui layar tinggi yang cocok untuk memata-matai musuh. Bahkan kapal pencalang juga menjadi simbol dan kendaraan resmi Kesultanan Siak Sri Indrapura. Kini, kapal pencalang menjadi maskot Provinsi Riau.
Sumber : Kemenparekraf.go.id