Menteri ESDM: Optimasliasi Blok Migas Sanggup Kerek Produktivitas

Menteri ESDM: Optimasliasi Blok Migas Sanggup Kerek Produktivitas-esdm.go.id-

 

Teken MoU dengan Sinopec

Bersamaan dengan gelaran acara The 7th Indonesia China Energy Forum (ICEF), dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) Kerja Sama Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi yang ditandatangani Kepala SKK Migas Dwi Soecipto dan Authorized Representative of SINOPEC International Energy Investmen (HK) Holding Limited Zhao Xuan.

BACA JUGA: Industri Pengolahan Nonmigas Masih Jadi Andalan di 2024

BACA JUGA:PHE Buktikan Kinerja Optimal, Catat Produksi Migas Lebih dari 1 Juta Barel per Hari

Kolaborasi strategis kedua belah pihak terkait kegiatan eksplorasi dan ekploitasi peningkatan produksi migas nasional tersebut mencakup area antara lain, peluang kegiatan akuisisi/farm in blok eksplorasi/produksi, kolaborasi pada kegiatan peningkatan produktifitas sumur dan lapangan, program enhance oil recovery (EOR), migas non konvensional (MNK) dan kolaborasi dalam bidang CCS/CCUS.

Usai pendantanganan, Kepala SKK Migas Dwi Soecipto mengatakan, perjanjian ini menandai momen penting dalam perjalanan kolektif industri hulu migas Indonesia.

"Ini demi merealisasikan target yang telah ditetapkan Pemerintah yaitu 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) produksi gas untuk mendukung ketahanan energi dan masa depan yang berkelanjutan," kata Dwi.

Target peningkatan produksi minyak dan gas adalah sangat penting bagi ketahanan energi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk mencapainya memerlukan upaya gabungan, keahlian, dan inovasi dari SKK Migas dan SINOPEC.

BACA JUGA: Menko Marves Tekankan Pentingnya Transisi Energi Berkeadilan dan Pengembangan Industri Hijau

BACA JUGA:Indonesia Siap Pensiunkan PLTU Batu Bara: Tantangan dan Peluang Menuju Energi Bersih

"Kerja sama SKK Migas dan SINOPEC dapat memanfaatkan kekuatan satu sama lain untuk mengeksplorasi batas-batas baru, mengoptimalkan sumber daya yang ada, dan menerapkan teknologi mutakhir yang akan mendorong kemampuan produksi kami ke tingkat yang lebih tinggi," lanjut Dwi.

Kemitraan SKK Migas dan SINOPEC akan berfokus pada kegiatan hulu minyak dan gas, yang mencakup eksplorasi, pengembangan, dan produksi hidrokarbon konvensional dan nonkonvensional (MNK), termasuk didalamnya adalah kerjasama dalam peningkatan perolehan minyak (EOR/CEOR) dimana SINOPEC telah berhasil menerapkannya pada skala komersial. Kolaborasi ini merupakan kunci untuk membuka potensi energi Indonesia yang sangat besar, khususnya di bidang-bidang yang membutuhkan teknologi maju dan pendekatan inovatif.?

Kerja sama penerapan EOR dengan SINOPEC, sambung Dwi, menjadi sangat strategis karena saat ini Indonesia sedang mengembangkan 12 proyek EOR dengan perkiraan total cadangan sebesar 951 MMSTB. Proyek EOR Tahap I di Lapangan Minas Sumatera telah mendapat persetujuan POD dan siap untuk dikembangkan.

BACA JUGA:Pertamina Dorong Optimalisasi Kilang untuk Ketahanan Energi Nasional

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan