Menuju Ekonomi yang Mandiri dan Berdaya Saing

Sampai saat ini, sudah terbangun industri smelter nikel, bauksit dan tembaga yang membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara hingga Rp158 triliun selama delapan tahun ini. -ANTARA FOTO-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Hilirisasi industri merupakan salah satu kebijakan strategis yang menonjol yang diusung pemerintah di sektor industri.

Melalui kebijakan tersebut, pemerintah berhenti mengekspor bahan mentah dan mulai mengolahnya di dalam negeri.

Langkah itu tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk lokal melainkan juga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan devisa.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan lebih jauh, bahwa sejak kebijakan hilirisasi dijalankan, telah membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja. Selain itu juga menyumbang pendapatan negara hingga Rp158 triliun dalam delapan tahun terakhir.

BACA JUGA:Industri Alat Kesehatan Melesat, Produk Dalam Negeri Kini Kuasai 48 Persen Pasar

BACA JUGA:Optimalkan Belanja Pemerintah, Kunci Pemulihan Industri Manufaktur Nasional

“Kami tidak akan goyah meskipun banyak negara berusaha menggagalkan kebijakan ini. Hilirisasi adalah kunci untuk memacu ekonomi kita,” tegas Agus di Jakarta.

Seperti yang disampaikan Presiden, walau banyak negara lain yang menggugat, menentang, bahkan berusaha menggagalkan upaya Indonesia dalam melarang ekspor bahan mentah, tetapi sebagai bangsa yang berdaulat dan besar, Indonesia tidak goyah. Indonesia bahkan terus maju melangkah untuk mendukung kebijakan hilirisasi tersebut.

“Kita ketahui bahwa pemerintah telah menghentikan ekspor material nikel, bauksit, dan tembaga. Selain itu juga akan dilanjutkan dengan timah, serta sektor potensial lainnya, seperti perkebunan, pertanian, dan kelautan,” kata Memperin.

BACA JUGA:PDB Triwulan II-2024 Melonjak: Industri Pengolahan Jadi Motor Ekonomi

BACA JUGA:Penyebarluasan Informasi Bermanfaat, Tentukan Keberlangsungan Industri Sawit

Kebijakan hilirisasi dijalankan Kemenperin untuk mendorong tumbuhnya industri smelter yang mengolah atau memurnikan bahan mentah hasil tambang tersebut.

Sampai saat ini, sudah terbangun industri smelter nikel, bauksit dan tembaga yang membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara hingga Rp158 triliun selama delapan tahun ini.

“Bapak Presiden menekankan bawa kita ingin kekayaan yang ada di negeri ini, yang merupakan anugerah Allah SWT untuk negeri ini, dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat dan dapat dimanfaatkan semaksimalnya untuk kesejahteraan rakyat,” papar Agus.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan