Benarkah Zaman Sekarang, Gadget Menjadi Pemicu Masalah Kesehatan Mental Dan Prilaku Bagi Anak-anak ?

Reporter: Dodi Haryanto |

Editor: Ependi |

Selasa , 13 Aug 2024 - 12:20

Ilustrasi-Mamasewa.com-

benarkah zaman sekarang, gadget menjadi pemicu masalah kesehatan mental dan prilaku bagi anak-anak ?                             radarutara.bacakoran.co - sebagaimana dijelaskan oleh rahma rezki alwika, zulian fikri serta gumi langria rizal
ketiga dosen departemen psikologi universitas negeri padang, sumatera barat, menunjukkan fakta bahwa penggunaan gawai dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan masalah kesehatan mental dan perilaku pada anak. 
rahmah mengatakan, di masa pandemi covid-19, penggunaan gawai oleh anak-anak meningkat akibat diterapkannya sistem pembelajaran jarak jauh yang dikenal dengan internet.
sebagian besar anak-anak dan remaja tersebut adalah pengguna internet saat ini (79,5%). 
baca juga:sering mengalami ngantuk pada pagi hari ! hati-hati bisa jadi itu gangguan kesehatan mental. simak faktanya
baca juga:bukan sekedar menyalurkan hobi! ini sederet manfaat dari bernyanyi bagi kesehatan mental
rahma pada selasa, 13 agustus 2024 mengatakan, “ini akan sangat meningkatkan kesehatan mental dan perilaku anak. 
benar, kata rahma, hidup di era digital sekarang tidak buruk, menurut american psychological association. 
pembelajaran digital ini menawarkan banyak keuntungan.
namun menurut rahma, anda juga harus mewaspadai dampak negatif yang ditimbulkan oleh media sosial, mulai dari dampak pribadi hingga sosial seperti gangguan tidur, gangguan olahraga, masalah interaksi sosial, cyberbullying, misinformasi, dan bentuk pengaruh lainnya. 
baca juga:kenali! ini 9 manfaat mandi subuh bagi kesehatan fisik dan mental
baca juga:punya masalah dengan kesehatan mental? ini langkah mudah menjaga kesehatan mental
kabar buruknya “kami baru-baru ini mengkonfirmasi tren penggunaan gadget di kalangan anak-anak dan terhubung dengan siswa utama di dunia digital.
melalui workshop yang dilaksanakan pada minggu pertama agustus nagari, batu paiwang, kecamatan lahar sago halaban, mengatakan.
pada workshop tersebut, 34 peserta yang terdiri dari staf pousiando, guru hingga masyarakat sepakat bahwa salah satu kekhawatiran orang tua di dunia digital ini adalah kecenderungan anak-anak untuk bermain game online. 
selain itu, kata rahma, sudah menjadi kebiasaan orang tua untuk menciptakan “alat penitipan anak”.
baca juga:kpu kabarkan segera bukan pendaftaran ppk, satu hal ini otomatis calon pendaftar mental
baca juga:umat muslim harus tau! ini 6 manfaat tilawah bagi kesehatan mental
rahma juga mengatakan, informasi yang disampaikan orang tua di nagari batu paiwang dekat dengan banyak tempat. 
para orang tua sulit membesarkan anak dalam kondisi dunia digital yang menyediakan banyak hal dan tempat. 
oleh karena itu diperlukan pendidikan dan penyesuaian dalam praktik pengasuhan anak. 
tidak perlu menjauhkan anak dari teknologi digital, namun ada dua cara untuk melindungi anak, yaitu komunikasi digital dan pola asuh cerdas. 
baca juga: pendidikan bela negara ketarunaan, membentuk mental dan karakter positif
baca juga:sering mengalami ngantuk pada pagi hari ! hati-hati bisa jadi itu gangguan kesehatan mental. simak faktanya
merupakan era digital sehingga perlu adanya perubahan dalam praktik pengasuhan anak. 
begitu pula dengan perkembangan manusia yang terus berlanjut hingga masa bayi, masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa, dan setiap tahap perkembangan mempunyai ciri dan fungsi perkembangan yang berbeda-beda, ujarnya. 
rahma menegaskan, mengasuh anak bukan hanya untuk anak saja. 
pola asuh merupakan interaksi antara dua pihak, yaitu pengasuh (orang tua) dan anak (yang diasuh). 
baca juga:kenali! ini 9 manfaat mandi subuh bagi kesehatan fisik dan mental
baca juga:punya masalah dengan kesehatan mental? ini langkah mudah menjaga kesehatan mental
oleh karena itu, aspek mental, emosional, fisik, mental dan emosional orang tua menjadi penting dalam mengasuhnya. 
dalam banyak kasus orang tua menghadapi kesulitan bahkan depresi dalam membesarkan anak akibat kesibukan pekerjaan, hubungan emosional antar teman dan hal-hal stres lainnya dalam hidup.
hal inilah yang menjadi dasar pelatihan psikologis dan lokakarya parenting bagi orang tua dan orang dewasa. 
rahma mencontohkan: orang tua perlu mengetahui strategi pengasuhan yang didasarkan pada pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan situasi anak selama mengasuh anak.
baca juga:kpu kabarkan segera bukan pendaftaran ppk, satu hal ini otomatis calon pendaftar mental
baca juga:umat muslim harus tau! ini 6 manfaat tilawah bagi kesehatan mental
zulian fikri, juru bicara kelompok psikologi, mengatakan orang tua kini harus melek digital untuk menyeimbangkan anak yang lahir dan terpapar dunia digital (alami). 
dalam konsep tanggung jawab orang tua digital, orang tua tidak ingin menutup akses anak terhadap gawai dan internet, melainkan mengikuti tumbuh kembangnya dengan banyak pilihan, batasan apa saja yang diperbolehkan dan dilarang bagi anak pada gawai dan akses internet. 
orang tua juga perlu mengetahui kapan waktu yang tepat bagi anak untuk memiliki gawai sendiri, mengakses internet, dan mengikuti media sosial sendiri. 
ujar fikri. menurut dia, waktu pemaparan pada anak-anak mulai dari bayi hingga remaja tidak boleh lebih dari 2 jam per hari. 
baca juga:sering mengalami ngantuk pada pagi hari ! hati-hati bisa jadi itu gangguan kesehatan mental. simak faktanya
baca juga:bukan sekedar menyalurkan hobi! ini sederet manfaat dari bernyanyi bagi kesehatan mental
lalu pentingnya peran masing-masing anggota keluarga. 
cara orang tua hidup, bekerja, dan menjadi orang tua merupakan indikator penting tumbuh kembang anak.
kedua orang tua bekerja sama dalam mengasuh anak karena anak belajar hal yang berbeda dari ibu dan ayah untuk membantu anak tumbuh dan berkembang. 
orang tua perlu mengetahui, tidak hanya kondisi anak saja, namun juga kondisi orang tua saat membesarkan anak. 
baca juga:kenali! ini 9 manfaat mandi subuh bagi kesehatan fisik dan mental
baca juga:tips cara memilih model baju agar kelihatan tinggi untuk orang pendek
orang tua hendaknya mampu menyikapi segala sesuatu dalam proses pengasuhan dan tidak menimbulkan reaksi emosional. ucap batin rizal.
gumi menambahkan strategi sederhana bagi orang tua untuk memantau aktivitas pengasuhan anak melalui metode blok, istirahat dan bermain.
penting bagi orang tua untuk mampu menyikapi situasi sulit dalam mengasuh anak dan memahami apa yang terjadi pada anak, alasan perilaku anak, perasaan dan kebutuhan anak saat itu, serta keinginan orang tua. 
emosi dan kebutuhan terakhir, beliau mengatakan: semua ini harus dilakukan dengan penuh kesadaran untuk mencapai tujuan konservasi.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Radar Utara, 20 SEPTEMBER 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan