Surplus Neraca Dagang dan Ekspansi Industri Manufaktur, Optimisme Ekonomi Indonesia 2024
Ekspor barang, terutama produk manufaktur dan pertambangan, meningkat ke negara mitra dagang utama seperti India dan Tiongkok.- ANTARA FOTO/ Andry Denisah-
Ekspor nonmigas terbesar adalah ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India, yang sekaligus menunjukkan hubungan perdagangan yang kuat dengan negara-negara tersebut.
Berkaitan dengan kecenderungan itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 tetap baik, ditopang oleh permintaan domestik, konsumsi rumah tangga, dan investasi. “Ekspor barang, terutama produk manufaktur dan pertambangan, meningkat ke negara mitra dagang utama seperti India dan Tiongkok,” tuturnya.
Namun, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengingatkan bahwa keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6,25 persen dinilai tidak ideal meskipun kebijakan itu dapat dimaklumi.
BACA JUGA:Benarkah Bakal Jadi Pengganti Leptop? Berikut 5 Rekomendasi Tablet Canggih Terbaru 2024
BACA JUGA:Optimisme Pasar Modal Indonesia, Strategi Pemerintah Pulihkan IHSG
Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani menyatakan bahwa suku bunga tersebut masih kurang terjangkau dari sisi pembiayaan usaha dan kurang kompetitif di ASEAN.
“Namun, saya menilai kebijakan ini sebagai yang terbaik dalam menjaga stabilitas makroekonomi tanpa memicu beban yang lebih besar,” ujarnya.
Shinta juga mengusulkan agar pemerintah dan BI menekan ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga melalui cara lain, seperti peningkatan disiplin fiskal, produktivitas ekspor, dan investasi asing langsung. Hal ini penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional tetap pada jalurnya.
Prospek Ekonomi Indonesia
Meskipun demikian, Bank Indonesia tetap optimistis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada rentang 4,7 persen hingga 5,5 persen untuk 2024.
Indonesia adalah negara berkembang yang terbuka dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global. Fokus pada peningkatan kinerja ekspor dan investasi dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi.
Di tengah tantangan eksternal, upaya kolaboratif antara pemerintah, Bank Indonesia, dan sektor swasta diharapkan dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.