Transformasi Suroan Kemumu, Penyesuaian Dengan Kemajuan Jaman
Lurah Kemumu, Utami, S.IP bersama ketua Pokdarwis Kemumu, menerima penghargaan dari Gubernur Bengkulu, saat acara puncak Suroan 1446 H/2024-Radar Utara/Eri Helmian-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Tradisi Suroan atau Selamatan Kampung di Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara, tahun demi tahun terus mengalami berbagai perkembangan dan penyesuaian dengan kondisi jaman.
Perkembangan pada beberapa ritual pelaksanaan acara, dengan tidak merubah makna dan tujuan dari tradisi yang telah diwariskan okeh para perintis yang notabene berasal dari Tanah Jawa.
Jauh mengenang kebelakang, dari beberapa sumber yang berhasil radarutara.bacakoran.co ulik, kegiatan Suroan di Kelurahan Kemumu pada masa lalu berlangsung sederhana dan lebih simple.
Rangkaian acara Suroan masa dahulu hanya berupa Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk, yang diawali dengan ritual potong kambing dan prosesi selamatan kampung dengan acara kenduri bersama.
BACA JUGA:Nih Buat Yang Sering Lupa Password Gmail, 4 Cara Melihat Password Gmail Sendiri Di Leptop Atau HP
BACA JUGA:Jangan Langsung Ganti Dengan Yang Baru ! Ini 5 Cara Mengatasi Power Window Mobil Macet
Pada ritual potong kambing, awalnya dilakukan di area Air Terjun Kepala Siring dan melakukan pemendaman kepala kambing di atas air terjun, untuk kambing yang dipotong, konon memiliki spesipikasi tertentu dari segi warna.
Selanjutnya ritual potong kambing bergeser ke pertigaan yang berada di tengah tengah kampung Kemumu, tepatnya di dekat Masjid Al Furqon, dan di sana juga kepala kambing yang dipotong itu diletakkan.
Adapun untuk prosesi selamatan kampung, tak jarang acara kenduri diisi dengan ritual beraroma mistis seperti doa doa berupa permintaan perlindungan kepada arwah para leluhur, serta kepada mahluk mahluk gaib yang dianggap menjadi penjaga lingkungan sekitar kampung.
Prosesi selamatan kampung di masa lampau, nyaris tidak pernah meninggalkan ritual pembakaran kemenyan dan pernak pernik sesaji atau sajen, yang dimaksudkan sebagai persembahan kepada mahluk mahluk tak kasat mata di sekitaran kampung.
BACA JUGA:Selain Kopi, Ternyata Rebusan Daunnya Pun Banyak Menyimpan Khasiat Untuk Kesehatan Tubuh Kita
BACA JUGA:Selain Manis,Ternyata Buah Naga Sangat Cocok Untuk Kesehatan Kulit
Apapun caranya, yang jelas tujuannya tetap sama, yaitu sebuah upaya mengharap keselamatan bagi seluruh masyarakat kampung, berharap terhindar dari berbagai penyakit, sebagai upaya tolak balak atau bencana dan sebagai perekat kebersamaan.
Seiring dengan bertambahnya pemahaman agama di masyarakat, terjadi penyesuaian di beberapa bagian pelaksanaan ritual, yang tentu saja dengan tetap tidak merubah tujuan utama berupa mengharap keberkahan dan keselamatan serta kerukunan antar sesama.