Sikapi Ancaman Kesehatan dan Kerusakan Bumi, Sebuah Perusahaan Membuat Bra Dibuat dari Tebu

Ilustrasi bra berbahan tebu-ist-

Berbahan dasar tumbuhan dan bersumber dari alam, bukan busa tradisional yang berasal dari bahan kimia berbahaya. Sugarcup™ bersertifikat USDA dan 77% berbasis bio, dan juga bersertifikat OEKO-TEX Standard 100.

Kain berbahan nabati umumnya dikenal tahan lama, menyerap keringat, dan tidak memerlukan banyak perawatan. Pembalut kami terbuat dari lebih dari 75% tebu yang terbarukan dan berkelanjutan.

BACA JUGA:Yuk Cari Tau! Sering Terbangun Ditengah Malam Dan Susah Untuk Tidur Kembali.

BACA JUGA:Kita Kenal Dengan Jeruk Purut Tetapi Tidak Kenal Dengan Manfaat Yang Terkandung Di Dalamnya.Yuk,Kita Cari Tau

"Bra ini terbuat dari gula. Ya, bra kini bisa dibuat dari tanaman tebu. Dan ini akan membantu jutaan orang dan planet ini," ungkap perusahaan itu.  

Kampanye lingkungan, agaknya sudah harus dilakukan hingga komunitas terkecil: rumah tangga. Pandemi sampah rumah tangga, bukan tidak mungkin akan terjadi dalam waktu kedepan, ketika menilik prilaku abai yang masih rentan terjadi di lingkungan masyarakat. 

Dalam ulasan sebelumnya, RU pernah menulis LSM lingkungan Greenpeace, salah satunya yang getol menyuarakan soal isu lingkungan, baru-baru ini merilis hasil riset terbaru perihal sampah. 

Bukan hanya jenis sampah yang diungkap. Tapi "produsen" sampah plastik yang dinilai menjadi perusahaan pencemar sampah terbanyak di Indonesia. 

BACA JUGA:Menyikap Mitos Bawang Putih Pengusir Setan

BACA JUGA:Mitos Daun Kelor, Tanaman Sakti Penangkal Sihir

Kelimanya adalah perusahaan-perusahaan yang relatif dekat di telinga masyarakat Indonesia. 

Bahkan, produk-produknya yang beraneka ragam yang didominasi dengan kemasan saset, menjadi pangkal soal kasus pandemi sampah yang kian sulit dientaskan, bukan tidak mungkin bakal menjadi pandemi sosial global yang merembet ke kesehatan manusia hingga merusak alam. 

Mengusung hastag: #BREAKFORMPLASTIC, jaringan gerakan aksi sosial (BFP), baru-baru ini menerbitkan laporan hasil brand audit. 

Investigasi itu dilakukan sepanjang awal Triwulan Keempat Tahun 2023 hingga Awal medio Triwulan Pertama Tahun 2024. 

BACA JUGA:Ternyata Ini Dampak Negatif Begadang Bagi Kesehatan, Bikin Anda lesu dan kurang berenergi

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan