Banner Dempo - kenedi

Mengenal Stasiun Solo Jebres, Saksi Bisu Jalur Kereta Pulau Jawa

Stasiun Jebres. Bangunan bersejarah yang menjadi cagar budaya. -PT KAI-

Desain bangunan Solo Jebres terpengaruh gaya Indische Empire dengan fasad bangunan utama kaya akan detil Neoklasik, dipadu langgam Art Nouveau kaya detil yang kental pada elemen jalusi, ornamen, dan teralis serta ventilasi udara berbentuk setengah lingkaran di pintu keberangkatan.

Cetakan berbentuk cornice juga tampak pada pintu-pintu selain di pintu keberangkatan dan memberi kesan megah pada sisi bangunan.

BACA JUGA:Mengurangi Kematian Ibu dengan Strategi Integrasi Anggaran

BACA JUGA:Bersiap Menyambut Kemarau 2024

Bangunan stasiun yang simetris ini punya pola ruang tersusun secara linier dari timur ke barat. Pintu masuk stasiun berada tepat di tengah bangunan menghadap Jalan Ledoksari, beratap lebih tinggi daripada sayap kiri dan kanan bangunan.

Ruangan di dalam stasiun masing-masing berbentuk persegi panjang yang disusun secara linier sehingga menguatkan karakter horizontal dari stasiun ini.

Langit-langit bangunan utama dibangun sangat tinggi, hampir 6 meter, dan karakter pada bagian tengah bangunan dibentuk oleh fasad segitiga dari sofi-sofi atap pelana berhias cornice di bawahnya, berikut dua lunette atau jendela atas serta dua pintu yang semua berbentuk lengkung.

Lengkung pada setiap bukaan bangunan yang diperkuat dengan moulding berprofil berbentuk busur dengan warna merah bata, kontras dengan warna dinding merah muda.

BACA JUGA:Memasak Daging Kurban, Apakah Perlu Dicuci Bersih atau Langsung Saja! Begini Penjelasannya...

BACA JUGA:Hindari Bakteri! Tahan Lama dan Tidak Bau, Begini Cara Menyimpan Daging Kurban di Kulkas

Lubang udara di atas pintu atau jendela untuk masuk-keluarnya hawa alami diperindah dengan teralis besi dengan pola Art Nouveau atau deretan papan bernuansa tradisional.

Pengulangan bentuk lengkung dengan jarak yang sama memperkuat faktor irama pada komposisi secara keseluruhan ditambah kesatuan warna yang digunakan menciptakan keharmonisan.

Pada bagian dalam bangunan, kekayaan komposisi elemen bangunan masih terlihat dengan pengolahan yang sama, meskipun hanya pintu utama yang berbentuk lengkung sedangkan pintu lainnya diakhiri dengan moulding berbentuk cornice.

Hal ini untuk mencapai kesatuan bentuk dengan bagian bangunan yang lain. Bagian bawah dinding dilapisi oleh keramik agar mudah dalam perawatan dan lantai ditutup dengan keramik berwarna putih. Detil moulding lengkung di atas pintu dan jendela serta kolom-kolom Corinthian merupakan ciri gaya Neoklasik.

BACA JUGA:Mana Yang Lebih Baik Antara Mandi Air Dingin Atau Hangat? Berikut Penjelasannya..

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan