Dendam Kembang Api

ILUSTRASI-alunansimfoni.wordpress.com-

Cerpen Karangan: Al Arudi

Badri mendatangi alun-alun kota untuk menyaksikan malam pergantian tahun yang diwarnai penuh kemeriahan kembang api.

Setiap sudut alun-alun yang terdapat kursi terbuat dari bahan adukan pasir dan semen dipenuhi anak-anak muda yang asyik bercengkrama.

Mereka yang tak kebagian tempat duduk pun rela berdiri berdesakan, walaupun asap rokok dan bau keringat menyerbu rongga hidung mereka.

Di ujung alun-alun sudah berdiri sebuah panggung yang berisi para pemain musik dan biduan yang sedang beraksi. Dentuman musik. dan merdunya suara biduan mewarnai kegembiraan seluruh orang yang hadir di alun-alun.

BACA JUGA:Wajib Coba! Ini Manfaat Mandi Air Laut Pada Sore Hari Bagi Kesehatan

BACA JUGA:BPH Migas Ajak Masyarakat Awasi BBM Bersubsidi

Badri berjalan menuju ke tengah alun-alun sambil menyelip-nyelip di tengah keramaian. Wajah Badri dan orang-orang itu hanya nampak samar-samar, karena alun-alun hanya diterangi oleh lampu-lampu taman yang temaram.

Suara terompet beradu dengan suara petasan serta kembang api yang umumnya dimainkan oleh anak-anak kecil dan orang dewasa yang masih suka bertingkah seperti anak kecil.

Setiap melihat kembang api rasa geram dan dendam yang bersemayam dalam hati Badri bangkit kembali bagai harimau yang mendadak terbangun dari tidurnya karena mendengar suara mangsanya mendekat.

Dendam kesumat di hati Badri terhadap kembang api semakin menjadi-jadi, ketika malam pergantian tahun sudah mencapai puncaknya. Percikan bunga api menyebar di udara menjadikan suasana alun-alun yang remang-remang tiba-tiba menjadi terang-benderang.

BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi, PPSDM Migas Gelar Pelatihan Gratis

BACA JUGA:ICA Chef Expo 2024, Promosikan Kuliner Nusantara Mengandung B2SA

Dalam hati Badri, dengan percikan bunga api itulah dia ingin melampiaskan dendamnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan