Angin Segar Industri Tekstil Indonesia

Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menerbitkan aturan baru, yakni Permenperin 5/2024. Aturan itu, dipandang pelaku industri tekstil, dapat memulihkan dan memperkuat industri padat karya tekstil dan produk tekstil (TPT). KEMENPERIN--

BACA JUGA:Lebaran dan Perputaran Ekonomi Masyarakat

Di era baru, keberlanjutan telah menjadi kekhawatiran utama bagi konsumen, bisnis, dan pemerintah.

Industri tekstil tidak terkecuali, dengan meningkatnya permintaan akan tekstil ramah lingkungan dan diproduksi secara etis.

Tidak itu saja, industri tekstil diharapkan dapat membedakan diri dengan mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan di seluruh rantai pasokan mereka, termasuk pengadaan bahan baku secara bertanggung jawab, mengurangi konsumsi energi dan air, dan meminimalkan limbah sehingga mereka dapat menarik konsumen yang peduli lingkungan dan mengakses pasar baru.

Kedua, berinvestasi dalam teknologi dan inovasi: Kemajuan teknologi sedang mengubah wajah industri tekstil, menawarkan peluang untuk peningkatan efisiensi, produktivitas, dan inovasi produk.

BACA JUGA: Hannover Messe 2024, Otorita IKN Bakal Optimalkan Potensi Investasi

BACA JUGA:Menko Perekonomian Berbagi Pengalaman Menggerakkan Ekonomi Digital Indonesia

Industri TPT juga harus berinvestasi dalam mesin-mesin canggih, otomatisasi, dan teknologi digital untuk meningkatkan proses manufaktur mereka dan menciptakan produk bernilai tinggi.

Selain itu, memupuk budaya inovasi dan kolaborasi di dalam industri dapat menghasilkan pengembangan material, desain, dan teknik produksi baru, memungkinkan produsen tekstil tetap bersaing di pasar global.

Ketiga, diversifikasi penawaran produk.  Untuk mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi permintaan dan perubahan tren pasar, perusahaan tekstil Indonesia harus mendiversifikasi penawaran produk mereka.

Alih-alih hanya bergantung pada produk tekstil tradisional, seperti pakaian dan kain, produsen dapat mengeksplorasi segmen pasar dan kategori produk baru. Ini bisa mencakup tekstil teknis untuk aplikasi industri, tekstil fungsional untuk pakaian olahraga dan peralatan outdoor, atau tekstil berkelanjutan yang terbuat dari bahan inovatif.

BACA JUGA:BSI Targetkan Pertumbuhan Bisnis Emas Sebesar 30 Persen

BACA JUGA:Telkom Raih Pendapatan Konsolidasi Rp37,4 Triliun di Kuartal Satu 2024

Dengan mendiversifikasi portofolio produk mereka, perusahaan tekstil Indonesia dapat mengakses sumber pendapatan baru dan memperluas pangsa pasar mereka. Terakhir, meningkatkan desain dan branding.

Kelima, memperkuat kemitraan dan kolaborasi. Kolaborasi di seluruh rantai nilai tekstil, termasuk dengan pemasok, produsen, pengecer, dan lembaga pemerintah, sangat penting untuk kesuksesan industri tekstil Indonesia di era baru. Meskipun industri tekstil Indonesia menghadapi banyak tantangan di era baru, termasuk gangguan teknologi, perubahan preferensi konsumen, dan persaingan global, ada juga banyak peluang untuk pertumbuhan dan inovasi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan