Petani Keluhkan Harga Palawija Pasca Panen
Petani Keluhkan Harga Palawija Pasca Panen -Radar Utara/Benny Siswanto-
Dari total alokasi bibit yang dipersiapkan gratis oleh pemerintah, kata Barus, akan dipusatkan di dua wilayah Kecamatan yakni Hulu Palik dan Kerkap.
Pilihan lokus diminasi program, terang dia, pasalnya selama ini kedua wilayah itu, aktivitas pertaniannya didominasi dan potensial dengan segmen pertanian palawija.
BACA JUGA:Realisasi 3 Program Prioritas Dana Desa Ini, Tak Bisa Ditunda
BACA JUGA:PLN Bangun Jaringan dan Travo Baru di Desa Suka Maju?
"Jadi ada pertimbangannya. Selama ini, kedua wilayah tersebut memang palawija," jabarnya.
Lahan potensial di sektor palawija pada kedua wilayah itu, disampaikan Barus memiliki luasa lebih dari 300-an hektar.
Maka masih terdapat margin bibit yang disediakan? Barus menjelaskan, sisanya juga ditebar kepada petani-petani di seluruh daerah ini yang memang tidak dapat melakukan tanam padi, lantaran kondisi cuaca panas ekstrem saat itu.
Termasuk juga, lantaran faktor teknis seperti perbaikan atau pemeliharaan jaringan irigasi.
BACA JUGA:8 Warga Positif DBD, Camat, PKM dan Pemdes Gencarkan Fogging
BACA JUGA:Belum Ada Informasi Terkait Rencana Pengalihan Arus Lalulintas Jalinbar
"Makanya ada juga program palawija ini di kawasan Kemumu. Tapi tidak banyak. Karena daerah juga tetap fokus pada persiapan musim tanam tahun depan," tegasnya.
Pantauan di lapangan, di tengah harga jual jagung yang belum berpihak ke petani. Nyatanya, pakan ayam dirasa masih mahal bahkan harganya kian melambung.
Harga ayam pedaging juga dipasaran, masih relatif stabil bahkan sering melonjak saban waktu-waktu hari besar. (*)