Barongko Si Manis Lembut dari Bugis

Barongko kuliner khas Bugis. -Pesona Indonesia-

Selain itu, meskipun terlihat sederhana dan mudah cara membuatnya, namun kue barongko mempunyai nilai filosofis yang tinggi. 

Menurut sebagian besar masyarakat Bugis, barongko pisang tidak hanya dikerjakan dengan tangan-tangan terampil dan berpengalaman tetapi juga dibuat dengan hati. 

Hal ini sejalan dengan nilai filosofi tinggi yang terkandung di dalamnya.

BACA JUGA:Safari ke Desa Padang Kala, Wabup ASA Diminta Tak Ragu Maju Bupati

BACA JUGA:Langkah Jitu Kendalikan Inflasi, Pemkab Mukomuko Gelar Pasar Murah

Sebagian besar masyarakat Bugis menyebut barongko sebagai kue kejujuran. 

Bahan utama yang terbuat dari pisang dan kemudian dibungkus kembali dengan tanaman yang sama dengan bahan dasarnya (daung pisang) merepresentasikan kejujuran.

Maknanya,  bahwa haruslah sama apa yang terlihat di luar dengan apa yang tersimpan di dalam diri kita. 

Hal ini tentunya mengajarkan kita bahwa apa yang diucapkan harus sama dengan apa yang dilakukan, dan apa dikerjakan harus sama dengan apa yang dirasakan. 

BACA JUGA:IKD Komponen Transformasi Administrasi Kependudukan di Indonesia

BACA JUGA: Tingkatkan Ekonomi Warga, Pemkab Mukomuko Bangun Jalan di Trans Lapindo

Makna lainnya adalah apa yang terpikirkan dan yang dirasakan haruslah selaras dengan tindakan yang dilakukan.

Karena nilai budayanya inilah maka kue tradisional barongko ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2017 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Jadi, jika suatu saat anda merasa dikhianati atau merasa nilai kejujuran semakin memudar, ingat masih ada barongko "Si Manis-Lembut" khas Pinisi yang hingga sekarang masih tetap dipertahankan eksistensi rasa dan nilai filosofisnya.

Sumber: Indonesia.go.id

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan