Banner Dempo - kenedi

Jauh Panggang dari Api Resesi

Industri pengolahan kulit adalah satu dari beberapa subsektor industri yang mengalami ekspansi menjadi 17 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB triwulan IV-2023 sebesar 87,91%.KEMENPAREKRAF--

BACA JUGA:Kemilau Perhiasan Indonesia Mendunia

Adapun beberapa subsektor yang mengalami penurunan produksi yang signifikan yaitu subsektor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki; industri minuman; industri pengolahan tembakau; industri karet, barang karet dan plastik; industri makanan; industri barang logam bukan mesin; industri pakaian jadi; industri kendaraan bermotor, trailer; industri farmasi, obat kimia dan tradisional, dan seterusnya.

Penurunan aktivitas produksi tersebut, jelas Febri,  mengakibatkan penurunan jumlah tenaga kerja industri.

Namun, secara umum, faktor dominan yang menyebabkan pelaku usaha menurunkan produksinya adalah penurunan pesanan, tingkat ketersediaan produk, ketersediaan bahan baku/penolong, dan faktor musiman.

BACA JUGA:Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional

BACA JUGA:Indonesia dan Prancis Tingkatkan Kerja Sama Bisnis di Bidang Maritim

Krisis di Laut Merah yang telah disebutkan tadi menyebabkan peningkatan biaya logistik dan waktu pengiriman produk beberapa subsektor, seperti pada industri kayu dan barang dari kayu.

Dari sisi ketersediaan bahan baku, ketegangan geopolitik menghambat pengiriman sedangkan kekeringan El Nino menyebabkan kelangkaan bahan baku.

Perang Rusia-Ukraina menyebabkan kelangkaan ketersediaan kalium sebagai bahan baku pupuk NPK yang diimpor dari Rusia sebagai mitra utama.

Selain itu, banyaknya hari libur pada Februari diduga mengurangi waktu produksi di sebagian besar subsektor, yang mengakibatkan kontraksi.

BACA JUGA:Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional

BACA JUGA:Indonesia dan Prancis Tingkatkan Kerja Sama Bisnis di Bidang Maritim

Penurunan nilai IKI terbesar dialami oleh industri alat angkutan lainnya sebesar 5,15 poin, yang mengubah level ekspansinya menjadi kontraksi. Beberapa faktor dominan yang menyebabkan nilai IKI subsektor ini turun yaitu penurunan pesanan domestik dan luar negeri, masih banyak persediaan produk, ketersediaan bahan baku, dan faktor musiman.

Enam subsektor mengalami nilai IKI kontraksi secara berurutan dari yang terendah, yaitu industri komputer, barang elektronik dan optik, industri peralatan listrik, industri tekstil, industri pengolahan lainnya, industri kayu, barang kayu dan gabus, dan industri alat angkutan lainnya.(*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan