Banner Dempo - kenedi

Langkah Antisipatif Jelang Kemarau Tiba

Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (1/32024). Dilakukan untuk mengantisipasi kemarau panjang. ANTARA FOTO/ Nova Wahyudi--

Adapun wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di bawah normal yaitu sebagian kecil Aceh, Sumatra Utara, dan Riau.

Beberapa wilayah yang juga mengalami sifat musim kemarau adalah sebagian Kepulauan Bangka Belitung, sebagian Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah.

BACA JUGA: Gasifikasi Pembangkit Listrik Menuju Bebas Emisi Karbon

BACA JUGA:Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional

Begitu juga, sebagian NTT Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Selatan. Sedangkan, wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di atas normal yaitu sebagian kecil pesisir selatan Sumatra Barat, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian kecil Kalimantan Utara, bagian selatan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, bagian utara dari Gorontalo dan Sulawesi Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian besar Papua Selatan.

BACA JUGA: Mengembangkan Pariwisata Hijau Berkelanjutan di IKN

BACA JUGA: Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran

Pada kesempatan itu, Dwikorita juga menyampaikan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah dan masyarakat untuk menghadapi musim kemarau 2024.

Dia mengatakan, pemerintah dan seluruh masyarakat harus lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau bawah normal.

Lebih jauh, Dwikorita membeberkan, wilayah yang mengalami kondisi tersebut juga diprediksi dapat mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan sumber air.

"BMKG merekomendasikan pemerintah daerah melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan," ujarnya.

BACA JUGA: Jaminan Pupuk Bersubsidi Cukup

BACA JUGA:Pelabuhan Berkelas Dunia Ada di Makassar

Dari gambaran itu, BMKG menyimpulkan musim kemarau 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia mundur dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Adapun puncak musim kemarau 2024 diprediksikan terjadi pada Juli dan Agustus 2024.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan