Mengatasi Kenaikan Harga Pangan

Warga membeli beras murah dalam operasi pasar bertajuk Gerakan Pangan Murah di Pinang Merah, Alam Barajo, Jambi. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan--

Di sisi lain, Dekan Pertanian Universitas Sriwijaya Ahmad Muslim menilai, menjelang Ramadan seperti saat ini, permintaan beras memang biasanya meningkat.

BACA JUGA: Proses Pencairan Kekurangan Hibah Pilkada

BACA JUGA:14 Tunjangan Ini Didepak dalam Gaji 13 dan THR 2024

Hal ini dikarenakan faktor psikologis masyarakat yang ingin memastikan pada waktu ini kebutuhannya aman, sehingga cenderung lebih banyak dalam membeli bahan pokok.

"Saat ini, upaya jangka pendek untuk mengatasi kekurangan beras adalah dengan impor. Namun, untuk jangka panjang, diperlukan strategi sistematis yang memanfaatkan potensi besar yang dimiliki Indonesia," jelasnya.

Menurut Ahmad, faktor utama rendahnya produksi beras di Indonesia adalah luas lahan padi yang masih rendah, yaitu sekitar 10,2 juta hektar. Idealnya, untuk mencapai swasembada, dibutuhkan luas lahan padi 40 juta hektare dengan asumsi 500 meter persegi per kapita.

Ia juga melihat perubahan iklim menjadi salah satu faktor utama yang membuat Indonesia rentan terhadap penyakit tanaman padi. Oleh karena itu, diversifikasi beras dengan varietas yang lebih sehat juga perlu dipertimbangkan.

BACA JUGA:Freeport Indonesia Buka Lowongan, Cek Ada 37 Jurusan yang Diperlukan

BACA JUGA: Pemdes Tebing Kaning Kembalikan Berkas dan Uang Pendaftaran PTSL Kepada Warga. Ternyata, Ini Alasanya..

Pemerintah sendiri, sejauh ini sudah menetapkan beberapa program untuk menunjang kedaulatan pangan. Di antaranya, program pompanisasi, subsidi pupuk hingga Rp14 triliun, dan program-program perluasan lahan tanam.

 

Sumber : Indonesia.go.id 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan