Aksi Nyata Ketahanan Air di Indonesia

Daerah aliran sungai Citarum yang membentang di Kabupaten Bandung. Gerakan bersihnya jadi aksi nyata program bersih-bersih Citarum itu pula yang akan dibawa delegasi RI sebagai showcase dalam kegiatan World Water Forum (WWF) yang digelar di Bali pada 18----

BACA JUGA: Program BLT-DD Terlambat 3 Bulan, Segera Realisasikan!

BACA JUGA:Pemda Harus Punya Konsep Berangus Rente

Saat memberi sambutan dalam acara Workshop Sustainable Water Finance,  Senin (5/2/2024), seperti disimak GPR News, Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mohammad Fatah mengatakan, pembentukan Global Water Fund tidak bisa berdiri sendiri.

Perlu didiskusikan dalam lima subtema lainnya dan didukung oleh proses politik regional. Bagaimanapun isu Global Water Fund, kata ia, terkait dengan pertumbuhan populasi dunia, pemulihan, resiliensi, dan adopsi terkait iklim negara berkembang.

Poin kedua yang diusulkan yakni pembentukan Center of Excellence on Water and Climate Resilience, dan ketiga penetapan Hari Danau Sedunia. Presiden World Water Council Louic Fauchon memiliki harapan besar pada Bali World Water Forum dapat mengubah arah sejarah air dan menulisnya untuk masa depan demi mencapai kemakmuran bersama.

BACA JUGA: Usai Nongkrong di Cafe, 3 Pemuda Ini Diciduk Polisi

BACA JUGA:Pemkab Bakal Siapkan Dana Hibah Untuk Baznas Mukomuko

Tonggak pertama pun telah ditetapkan tim gabungan dari Indonesia dan WWC. "Mereka menyandarkan pada tiga kata kunci, pengetahuan, finansial, dan tata kelola," katanya dalam sambutan pembukaan Kick of Meeting WWF di Jakarta pada 2023. 

Fauchon lalu menggambarkan bagaimana pertumbuhan populasi dunia yang secara konstan memakan lahan dan memicu kelangkaan air. Pertumbuhan populasi, lanjutnya, mendorong persoalan iklim, perubahan temperatur, peningkatan cuaca ekstrem hingga kenaikan suhu dan permukaan air laut. Di berbagai belahan dunia, air dapat marah dan mengeluarkan sisi terburuknya. Bencana air dapat menghancurkan apa saja dan menyebarkan teror serta kematian. 

Di beberapa tempat, air justru menghilang. Banyak juga kasus, saat air masih tersedia bagi aktivitas manusia, tapi justru telah terpapar polusi, dan terkadang beracun sehingga memicu epidemi dan penyakit. "Kami di sini di Indonesia, hari ini dan besok, karena kita punya perhatian, kekhawatiran tentang situasi air di dunia," ujar Fauchon.

BACA JUGA:INFO PENTING! Minum Air Kunyit Hangat Saat Perut Kosong. Ini 10 Manfaatnya...

BACA JUGA:Wajib Dibawa Ketika Berkendara! Apakah Fungsi STNK? Simak Penjelasannya...

Matangkan Persiapan

Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, gelaran WWF ke-10 ini merupakan agenda internasional terakhir di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ia yakin agenda tersebut akan sukses bukan hanya dari sisi acara, melainkan juga dampak atau hasil yang dicapai.

Indonesia, kata Luhut, telah punya pengalaman dalam menghelat beragam event internasional. Pada 2022, Indonesia sukses menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali. Acara dihadiri pemimpin-pemimpin besar dunia seperti Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Pada 2023, RI juga sukses menggelar KTT ASEAN.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan