Siwo PWI Pusat Gelar Seminar "Menjaga Tradisi Medali Emas Olimpiade"
Siwo PWI Pusat Saat Menggelar Seminar "Menjaga Tradisi Medali Emas Olimpiade". - MC Diskominfo Prov Jatim-
Bahkan, Fadil menyebut PBSI tak hanya sekadar fokus di bagian itu saja. Mereka juga menerapkan psikologi olahraga, fisioterapi, serta sangat memperhatikan kondisi nutrisi dan medis para atletnya.
Hal itu dilakukan lantaran jadwal turnamen BWF yang sangat padat. Apalagi, Indonesia saat ini juga harus memenuhi target poin yang dibutuhkan untuk bisa menembus Olimpiade Paris 2024.
BACA JUGA:Rp 400 Juta Untuk Lanjutan Pembangunan Rest Area Air Punggur
BACA JUGA:Rp600 Juta Digelontorkan Untuk Rehap Los Pasar Ikan
"Sekarang kami betul-betul menghitung atlet mana saja yang akan ikut di Road to Olympics. Kayak Apriyani/Fadia, gak mungkin kami sertakan mereka di enam turnamen tersisa. Sebab itu ada prioritas, mungkin French Open dan All England," ucap Fadil.
"Kalau Anthony Ginting dan Jonatan sudah aman. Oleh karena itu, perlakuan kepada Jojo dan Ginting akan berbeda dengan ganda. Peak performance mereka diharapkan akan tiba di Juni besok," jelasnya.
Tentu, segala perhitungan yang sudah dilakukan PBSI diharapkan bisa mengantarkan mereka meneruskan tradisi medali emas yang sudah berjalan sejak 1992. Meski, Fadil tak bisa menjanjikan apakah bulutangkis bisa menyumbangkan medali emas pada Olimpiade 2024 mendatang.
"Jadi, soal berapa medali yang diperoleh, saya tak bisa memberikan secara kuantitatif. Tapi, sebagai Ketua Tim Ad Hoc yang dipercaya mengemban tugas agar tradisi emas tetap berjalan, saya akan berbuat semaksimal mungkin," kata Fadil.
BACA JUGA: Desa Harus Siapkan Dana Penanggulangan Bencana
BACA JUGA: Apakah Boleh, Tubuh Masih Berkeringat Langsung Mandi! Ini Penjelasannya.
"Masih ada potensi di ganda putra, tunggal putra, tunggal putri, ganda putri, sepanjang mindset tetap terjaga kita yakin ada peluang dari empat sektor itu," tutur dia.
Maka itu, demi menjaga prestasi bulutangkis di masa depan, Fadil menekankan pentingnya pembinaan dengan cara Tailor Made Program. Tujuannya, agar para atlet mendapatkan treatment yang sesuai dengan dirinya masing-masing sehingga bisa mengeluarkan potensi maksimal.
Fadil juga menyatakan bahwa ke depannya pemilihan atlet pelatnas tak hanya dilihat dari hasil Seleknas atau Kejurnas saja melainkan juga dari hasil psikotes."Intinya, kami melakukan ikhtiar dengan maksimal melalui inovasi, pendekatan scientific, dan tailor made program. Semua dilakukan demi kejayaan Indonesia," kata Fadil.
Berbeda dengan Fadil, Kabid Luar Negeri FPTI, Hendricus Mutter, berbicara dengan optimis bahwa panjat tebing bisa menyumbangkan medali emas pada Olimpiade Paris 2024.
BACA JUGA:Gerindra Mukomuko Optimis Rebut Kursi Pimpinan Dewan, Ini Perolehan Suaranya