Wajah Baru Griya Anggrek Indonesia

Ilustrasi. Di Indonesia terdapat 5.000 spesies anggrek. Di antara jumlah tersebut diketahui merupakan spesies asli Indonesia, baik yang tumbuh di hutan belantara maupun telah dibudidayakan oleh masyarakat. -ANTARA NEWS-

BACA JUGA: Belum Banyak yang Tau! Ini Cara Pakai Deodoran yang Tepat Menurut Ahli

Bukan saja bakal menghabiskan biaya tak sedikit untuk mengunjungi tiap-tiap pulau, juga membutuhkan waktu dan energi lebih banyak untuk menyaksikannya.

Lantaran itulah, sejak 2002, pengelola Kebun Raya Bogor di Jawa Barat bersama Yayasan Kebun Raya Indonesia menginisiasi dibangunnya sebuah pusat konservasi ex-situ anggrek.

Lokasinya berada di salah satu sudut dalam area Kebun Raya Bogor atau KRB.

Awalnya, pusat konservasi di luar habitat anggrek itu mampu menampung hingga sekitar 250 spesies berasal dari dataran rendah basah di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Papua.

BACA JUGA:Ternyata Tidak Hanya Sejuk. Ini 5 Manfaat Pasang AC di Rumah Bagi Kesehatan

BACA JUGA:Prabowo Kuasai Suara Bengkulu Utara

Seluruh koleksi tadi ditempatkan pada sebuah rumah kaca berukuran tak lebih dari 500 meter persegi dan fungsinya untuk kegiatan eksplorasi, perawatan, isolasi, ruang koleksi dan pameran anggrek.

Seiring berjalannya waktu, koleksi anggrek yang ditampung turut bertambah setelah dilakukannya berbagai eksplorasi ke seluruh Indonesia.

Terlebih lagi, anggrek yang dikoleksi di Griya Anggrek, begitu pusat konservasi tadi dinamai, juga ikut dibiakkan dengan cara hibrida atau persilangan melalui kultur jaringan.

Maka, makin sesak pula koleksi dari rumah kaca di Griya Anggrek.

BACA JUGA:Misteri Perebutan 11 Kursi Daerah Pemilihan 4 Bengkulu Utara. Suara Gemuk Atau Kehilang Kursi?

BACA JUGA:Jika Terjadi Pemungutan Suara Ulang. Begini Skenarionya...

Oleh sebab itu, sejak pertengahan 2018 mulai disusun rencana untuk merevitalisasi bangunan Griya Anggrek dan modernisasi sejumlah fasilitas termasuk rumah kaca anggrek.

Pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), selaku pengelola KRB, bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bergerak cepat untuk menuntaskan revitalisasi yang dimulai pada Desember 2018 dan selesai pada November 2022.

Setelah seluruh pembangunan rampung, Griya Anggrek pun menjelma lebih megah dan modern. Tak tersisa lagi bangunan lama yang berwarna krem dan terkesan kusam.

Sebagai gantinya, sebuah bangunan besar menjulang warna abu-abu berdiri megah, tepat di dekat Pintu 3 KRB.

BACA JUGA:Jarang Diketahui, Berikut 5 Manfaat Tidur Dilantai Bagi Kesehatan

BACA JUGA: Ini Ketentuan Pendaftaran bagi Calon Penerima KIP Kuliah 2024

Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Mohammad Zainal Fatah, penataan Griya Anggrek dilakukan secara bertahap.

Meliputi pembangunan rumah kaca induk seluas 6.813 m2, laboratorium kultur jaringan berukuran 1.560 m2, bangunan penghubung 256 m2 dan ruang pamer (display) 35,6 m2 dengan total anggaran Rp38 miliar.

Modernisasi laboratorium kultur jaringan disiapkan untuk mendukung kerja staf, kegiatan persiapan pembuatan media tanam, ruang penanaman kultur, inkubasi, sterilisasi, dan penyimpanan media steril serta perpustakaan.

RKA Soedjana Kassan

Sedangkan untuk ruang pamer yang berada di sayap kiri dan kanan bangunan utama Griya Anggrek dijadikan tempat menayangkan memorabilia sejarah seputar KRB dan memuat bermacam informasi seputar anggrek, mulai dari jenis hingga koleksi yang ada di KRB termasuk anggrek hibrida.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan