Kedaulatan Penuh Ada di Bilik Suara
Pekerja melakukan pengepakan logistik pemilu di gudang logistik pemilu Universitas Muhammadiyah Kudus, Jawa Tengah. -ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho-
Namun, dari proses elektoral rumit inilah, para wakil rakyat dan pemimpin bisa terpilih dan memperoleh legitimasi untuk mengelola kekuasaan bagi kepentingan orang banyak.
Keterpilihan mereka untuk mengawal kepercayaan rakyat lahir dari keputusan-keputusan lahiriah dan batiniah para pemilih sebagai bentuk kedaulatan penuh saat berada di bilik suara.
BACA JUGA: Lowongan Nih! Dinas Damkar Rekrut Petugas Tangkap Ular dan Tawon
BACA JUGA: Nelayan Diminta Tinggalkan Pukat Harimau, Ini Langkah Dinas Perikanan
Fase kampanye menjadi ajang aktualisasi dan pengenalan diri serta visi dan misi ribuan calon wakil rakyat.
Begitu pula kontestan yang 'bertanding' di Pemilihan Presiden 2024.
Kita akan menyaksikan lahirnya pemimpin baru menggantikan posisi Joko Widodo yang telah dua periode memimpin bangsa ini.
KPU telah menetapkan tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
BACA JUGA: HEBOH..Oknum Kadis Pendidikan Kedapatan Kampanyekan Calon DPR RI. Alibinya Bikin Kaget...
BACA JUGA: Realisasi Program Pemerintah, Masyarakat Kerap Merasa Dibohongi
Ada tiga pasangan berdasarkan nomor urut, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Sepak terjang mereka sudah terbentang panjang sehingga kita tinggal memilih mana di antara ketiganya yang layak untuk memimpin negara berpenduduk 276 juta jiwa ini.
Debat capres-cawapres yang dipertontonkan melalui media bisa menjadi bahan tambahan pertimbangan dalam memilih.
Tidak ada istilah seperti 'membeli kucing dalam karung' karena rekam jejak hingga kapasitas kepemimpinan mereka bisa dilihat melalui beragam media.
BACA JUGA: Keselamatan, Kesehatan dan Keamanan Kerja Didorong Menjadi Budaya