Menerka Ending Program Barak Militer Dedi Mulyadi yang Dilaporkan ke Bareskrim

Reporter: Ependi |

Editor: Benny Siswanto |

Minggu , 08 Jun 2025 - 11:27

Tuai Kontroversi, Barak Militer Dedi Mulyadi Justru Dongkrak Popularitas-Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel-

Dalam laporannya, Adhel menyertakan berbagai dokumen pendukung, termasuk video kegiatan anak-anak di barak dan bukti lain yang mengarah pada dugaan pelanggaran hukum, khususnya Pasal 76H UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Pasal tersebut secara tegas melarang pelibatan anak dalam kegiatan bernuansa militer, yang dapat dikategorikan sebagai tindak pidana dengan ancaman hukuman hingga 5 tahun penjara.

“Mana bisa karakter anak dibentuk dengan cara menggunduli rambut, menyuruh mereka merangkak di tanah, dan berpakaian ala tentara?

Ini bukan pembinaan, ini bentuk kekerasan simbolik,” ungkap Adhel.

Dilaporkan ke Komnas HAM, KPAI Turut Temukan Kejanggalan

Tak hanya ke Bareskrim, Adhel juga membawa kasus ini ke Komnas HAM untuk menilai potensi pelanggaran hak asasi manusia dalam program tersebut.

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) disebut telah menemukan sejumlah kejanggalan dalam implementasi program tersebut.

Adhel yang turut didampingi oleh penasihat hukum dari LBH Pendidikan Indonesia, Rezekinta Sofrizal, menegaskan bahwa laporannya adalah upaya preventif.

Ia tak ingin anaknya menjadi korban selanjutnya dari kebijakan yang dinilai tak memiliki prosedur yang transparan.

“Saya tidak menunggu anak saya jadi korban dulu. Ini bentuk perlindungan terhadap hak-hak anak dari kebijakan yang menurut saya sudah kelewat batas,” ujarnya tegas.

Masih Dalam Proses Penyelidikan

Hingga kini, laporan tersebut masih dikaji oleh penyidik Bareskrim Polri.

Adhel mengaku akan kembali dipanggil dalam sepekan untuk menghadiri gelar perkara dan melengkapi bukti-bukti tambahan.

menerka ending program barak militer dedi mulyadi yang dilaporkan ke bareskrim                            radarutara.bacakoran.co – kebijakan gubernur jawa barat dedi mulyadi kembali menuai kontroversi. 
program pendidikan karakter yang mengirim siswa "bermasalah" ke barak militer kini dipersoalkan hingga ke jalur hukum. 
seorang wali murid dari kabupaten bekasi, adhel setiawan, resmi melaporkan dedi ke bareskrim polri, kamis, 5 juni 2025, atas dugaan pelanggaran terhadap undang-undang perlindungan anak.
laporan tersebut diterima dalam bentuk pengaduan masyarakat (dumas) dan menjadi sorotan karena dianggap menyentuh wilayah sensitif: hak anak, pendidikan, dan potensi pelanggaran hukum.
program kontroversial: disiplin ala militer untuk siswa “nakal”?
baca juga:nah loh....warga depok berbondong daftarkan anak belajar di barak militer
baca juga:respon tegas kdm soal bobotoh rusak stadion gbla : penjarakan atau kirim ke barak militer!
kebijakan yang dilaporkan ini merupakan bagian dari program “pendidikan karakter pancawaluya jawa barat istimewa”, yang digagas dedi mulyadi. 
dalam pelaksanaannya, siswa yang dinilai memiliki masalah perilaku dikirim ke barak-barak militer untuk mengikuti pembinaan keras bergaya tentara—lengkap dengan potongan rambut ala militer, latihan fisik berat, dan kedisiplinan ketat.
namun menurut adhel, metode ini justru berpotensi merusak psikologi anak dan bertentangan dengan prinsip pendidikan yang sehat. 
ia menyebut tak ada dasar hukum yang cukup untuk membenarkan program tersebut. 
“ini hanya berdasarkan surat edaran. seharusnya, setiap kebijakan negara harus punya pijakan hukum yang jelas,” ujar adhel.
baca juga:dedi mulyadi vs kpai, dalam seteru pendidikan khusus di barak tentara
baca juga:harukan publik, dedi mulyadi angkat anak dari program barak pendidikan remaja
potensi pelanggaran undang-undang perlindungan anak
dalam laporannya, adhel menyertakan berbagai dokumen pendukung, termasuk video kegiatan anak-anak di barak dan bukti lain yang mengarah pada dugaan pelanggaran hukum, khususnya pasal 76h uu no. 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak. 
pasal tersebut secara tegas melarang pelibatan anak dalam kegiatan bernuansa militer, yang dapat dikategorikan sebagai tindak pidana dengan ancaman hukuman hingga 5 tahun penjara.
“mana bisa karakter anak dibentuk dengan cara menggunduli rambut, menyuruh mereka merangkak di tanah, dan berpakaian ala tentara? 
ini bukan pembinaan, ini bentuk kekerasan simbolik,” ungkap adhel.
baca juga:nah loh....warga depok berbondong daftarkan anak belajar di barak militer
baca juga:respon tegas kdm soal bobotoh rusak stadion gbla : penjarakan atau kirim ke barak militer!
dilaporkan ke komnas ham, kpai turut temukan kejanggalan
tak hanya ke bareskrim, adhel juga membawa kasus ini ke komnas ham untuk menilai potensi pelanggaran hak asasi manusia dalam program tersebut. 
sementara itu, komisi perlindungan anak indonesia (kpai) disebut telah menemukan sejumlah kejanggalan dalam implementasi program tersebut.
adhel yang turut didampingi oleh penasihat hukum dari lbh pendidikan indonesia, rezekinta sofrizal, menegaskan bahwa laporannya adalah upaya preventif. 
ia tak ingin anaknya menjadi korban selanjutnya dari kebijakan yang dinilai tak memiliki prosedur yang transparan.
“saya tidak menunggu anak saya jadi korban dulu. ini bentuk perlindungan terhadap hak-hak anak dari kebijakan yang menurut saya sudah kelewat batas,” ujarnya tegas.
baca juga:dedi mulyadi vs kpai, dalam seteru pendidikan khusus di barak tentara
baca juga:harukan publik, dedi mulyadi angkat anak dari program barak pendidikan remaja
masih dalam proses penyelidikan
hingga kini, laporan tersebut masih dikaji oleh penyidik bareskrim polri. 
adhel mengaku akan kembali dipanggil dalam sepekan untuk menghadiri gelar perkara dan melengkapi bukti-bukti tambahan.
sementara itu, pihak pemprov jawa barat maupun gubernur dedi mulyadi belum memberikan tanggapan resmi terkait pelaporan ini. 
polemik ini pun menjadi perhatian publik, terlebih karena menyangkut masa depan generasi muda dan cara negara memperlakukan anak-anak yang dianggap “bermasalah”.
baca juga:nah loh....warga depok berbondong daftarkan anak belajar di barak militer
baca juga:respon tegas kdm soal bobotoh rusak stadion gbla : penjarakan atau kirim ke barak militer!
denny cagur soroti program barak militer kdm, warganet balik sindir: anak sendiri pernah ikut latihan
komedian sekaligus anggota dpr, denny cagur, tengah jadi sorotan publik usai melontarkan kritik pedas terhadap program "barak militer" yang diinisiasi oleh politisi dedi mulyadi atau yang akrab disapa kdm. 
program tersebut diketahui menampung anak-anak bermasalah untuk menjalani pelatihan disiplin ala militer.
dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, denny menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendekatan tersebut. 
menurutnya, setiap anak yang bermasalah seharusnya mendapatkan penanganan yang bersifat personal, bukan diseragamkan melalui pelatihan militer.
“menurut saya harus dicari solusi untuk masing-masing siswa, bukan langsung dikirim ke barak.
baca juga:dedi mulyadi vs kpai, dalam seteru pendidikan khusus di barak tentara
baca juga:harukan publik, dedi mulyadi angkat anak dari program barak pendidikan remaja
barak militer bukan satu-satunya jalan keluar,” ujar denny dalam video tersebut.
denny juga menyoroti bahwa lembaga militer seperti tni tidak memiliki kompetensi dalam kurikulum pendidikan.
 ia menekankan bahwa meskipun aspek kedisiplinan mungkin dapat ditegakkan, pendekatan militer bukan solusi jangka panjang bagi pendidikan anak.
“tni memang bisa dalam urusan kedisiplinan, tapi mereka tidak memiliki kurikulum pendidikan formal. ini harus dikaji ulang,” tambahnya.
netizen ‘menggali’ jejak digital: anak denny pernah ikut pelatihan militer?
baca juga:nah loh....warga depok berbondong daftarkan anak belajar di barak militer
baca juga:respon tegas kdm soal bobotoh rusak stadion gbla : penjarakan atau kirim ke barak militer!
pernyataan denny ini justru memicu gelombang komentar dari warganet. 
banyak yang menilai kritik tersebut kurang konsisten, mengingat denny sendiri pernah memamerkan foto sang anak yang mengikuti pelatihan disiplin berbasis militer di sekolahnya.
foto tersebut sempat diunggah denny di akun instagram pribadinya pada november 2024, memperlihatkan anaknya berlumpur usai mengikuti kegiatan ala barak militer. 
unggahan itu kini kembali viral dan digunakan sebagai senjata balik oleh netizen.
“bang denny lupa anaknya dulu juga ikut pelatihan militer di sekolah, sekarang malah kritik orang lain. kok jadi kayak menjilat ludah sendiri ya,” tulis salah satu komentar.
baca juga:dedi mulyadi vs kpai, dalam seteru pendidikan khusus di barak tentara
baca juga:respon tegas kdm soal bobotoh rusak stadion gbla : penjarakan atau kirim ke barak militer!
tak sedikit pula yang menyindir kiprah denny sebagai anggota legislatif, menyebut bahwa sebagai wakil rakyat seharusnya ia membawa solusi, bukan hanya lontaran kritik tanpa aksi nyata.
“kalau pelawak jadi dewan, jangan cuma bisa ngelawak dong, bantu juga cari solusinya,” sindir netizen lainnya.
respons publik terhadap pernyataan denny menunjukkan opini yang terbelah. 
sebagian mendukung pandangannya bahwa pendekatan militer untuk anak-anak bermasalah perlu ditinjau ulang secara serius. 
namun di sisi lain, tak sedikit pula yang mempertanyakan konsistensinya dan menilai kritik tersebut sarat kepentingan atau bahkan pencitraan.
baca juga:nah loh....warga depok berbondong daftarkan anak belajar di barak militer
baca juga:respon tegas kdm soal bobotoh rusak stadion gbla : penjarakan atau kirim ke barak militer!
program barak militer milik kdm sendiri telah menuai pro dan kontra sejak pertama kali diperkenalkan. 
pendukungnya menyebut program ini efektif membentuk karakter anak, sedangkan penentangnya menilai pendekatan keras bisa merusak psikologis anak jika tidak dilakukan secara proporsional.
kasus denny cagur ini menjadi pengingat bahwa kritik publik di era digital harus diiringi konsistensi. 
dalam era keterbukaan informasi, jejak digital bisa menjadi bumerang jika tidak hati-hati.
 dan dalam persoalan pendidikan anak, perlu pendekatan yang lebih menyeluruh daripada sekadar debat viral di media sosial. (**)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran RADAR UTARA, 19 DESEMBER 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan