Mukomuko Butuh Tambahan Petugas IUD dan Implan

Ilustrasi IUD/ Foto: iStock--

MUKOMUKO RU - Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui Dinas  Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A). Masih sangat membutuhkan tambahan tenaga medis yang memiliki kemampuan teknis CTU (Contraception Technology Update). Untuk pemasangan alat kontrasepsi jangka panjang yaitu IUD dan implan.

 

Plt Kepala DPPKBP3A Kabupaten Mukomuko, R Panji Surya, ketika dikonfirmasi menejalaskan. Hingga sekarang, daerah ini baru memiliki empat bidan yang sudah memiliki sertifikat CTU. Artinya, masih banyak bidan di daerah ini yang belum terlatih. 

 

Dengan kondisi itu, pihaknya meminta  dukungan dana dari Pemkab Mukomuko untuk melatih bidan agar dapat memiliki kemampuan dalam pemasangan IUD dan Implan.

 

"Pelatihan tentang teknis CTU dari dinas ini dilakukan pada tahun 2022 dan 2023. Selain itu baru empat bidan yang memiliki sertifikat CTU yang tersebar di Kecamatan Penarik sebanyak dua orang, satu bidan di Kecamatan Malin Deman, dan satu bidan di Kecamatan Air Rami," jelasnya

 

Diungkapkan Panji, Pemkab Mukomuko sejak beberapa tahun yang lalu pernah melatih sekitar 90 tenaga medis yang dibagi dalam tiga sesi dengan 30 orang setiap sesinya. Namun setelah lima tahun berjalan, tidak ada lagi anggaran dan kalau ingin mengikuti pelatihan harus ke Kota Bengkulu. 

BACA JUGA: Sejumlah Bidang Tanah Milik Pemkab Bermasalah

BACA JUGA: Kontrak Proyek RS Pratama Diperpanjang Hingga 3 Februari 2024

Karena itu, pihaknya butuh dukungan dana dari pemkab untuk pelatihan CTU guna memberi kenyamanan masyarakat memakai alat kontrasepsi. Disamping melayani aseptor yang pergi ke fasilitas kesehatan.

 

"Adapun anggaran yang dibutuhkan untuk membayar jasa mendatangkan narasumber CTU mencapai Rp60 juta," ujarnya.

 

Ditambahkan Panji, tenaga medis untuk pelayanan CTU sangat dibutuhkan sekali. Karena implan selalu berubah-ubah alatnya dari dulu tiga, sekarang jadi dua. Sedangkan untuk idealnya jumlah bidan yang memiliki sertifikat CTU dalam satu fasilitas kesehatan minimal dua orang untuk antisipasi pada saat satu dinas luar,  masih ada satu lagi yang siap melayani akseptor.

 

"Mudah-mudahan saja di tahun 2024 ini ada dukungan pendanaan dari pemerintah untuk melatih para bidang agar memiliki keahlian pemasangan IUD dan Implan," harapnya. (rel)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan