Arah Transformasi Ekonomi Digital Indonesia 2045

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri) bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri), Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi (kedua kanan), dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung (kanan) meluncurka-Radar Utara -Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri) bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri), Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi (kedua kanan), dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung (kanan) meluncurka

Masih bingung dengan arah dan agenda transformasi ekonomi digital di tanah air hingga 2045? Cobalah kunjungi perpustakaan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian! kantor Kemenko yang dipimpin Airlangga Hartarto itu menerbitkan Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital 2030. Inilah buku yang berisi agenda lengkap transformasi digital nasional.

 

“Ini sejalan dengan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang didorong Indonesia untuk menjadi satu-satunya ekosistem perjanjian perdagangan dunia yang ada di sektor digital. Buku ini adalah quick winsdan dibagi tiga fase,” ungkap Menko  Airlangga.

 

Buku putih tersebut dinilai sangat penting dalam menavigasi arah transformasi ekonomi digital di Indonesia. Lagi pula,  pengembangan ekonomi digital terbukti menjadi katalisator utama dalam mendorong kemajuan perekonomian nasional dan telah ditunjukkan melalui kontribusi terhadap PDB yang mencapai 7,6%-8,7% pada 2022 lalu.

 

Selain itu, Pemerintah juga senantiasa melakukan transformasi ekonomi digital dari waktu ke waktu, mengingat Indonesia juga memiliki potensi signifikan berupa populasi yang besar, pangsa pasar yang luas, adopsi teknologi yang tinggi, serta digitalisasi ekonomi dan keuangan yang terus meningkat.

 

Merujuk Menko Airlangga, Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030 merupakan pedoman bagi kementerian dan lembaga (K/L) dan pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan pengembangan ekonomi digital serta menjadi rujukan dalam menentukan posisi Indonesia di dunia internasional.

 

Fase Ekonomi Digital

Pengembangan ekonomi digital hingga 2045 disiapkan melalui tiga fase, yakni fase prepare yang dimulai dengan perbaikan pondasi digital dasar guna memastikan masyarakat siap bertransformasi. Lalu, fase transforms sebagai upaya percepatan transformasi guna menciptakan masyarakat dan bisnis yang cerdas. Juga fase lead dengan mulai menetapkan standar dalam teknologi inovasi di masa mendatang.

 

Lebih lanjut, untuk mendorong Indonesia ke tahap lead pada 2045 mendatang terdapat sejumlah aspirasi target yang telah ditetapkan, di antaranya peningkatan daya saing digital Indonesia yang semula berada pada peringkat ke-51 di tahun 2022 menjadi peringkat ke-20 di 2045 serta kontribusi ekonomi digital yang harus mencapai 20% terhadap PDB.

 

Buku tersebut juga memuat strategi berupa enam pilar utama pengembangan ekonomi digital. Pertama, di bidang Infrastruktur intervensi akan menyasar perluasan jangkauan penetrasi internet, peningkatan mutu infrastruktur digital, serta peningkatan dalam computing edge. Hingga saat ini, pemerintah sendiri telah membangun sejumlah infrastruktur digital seperti jaringan fiber optic Palapa Ring yang menghubungkan 57 kabupaten/kota, tambahan BTS, hingga pemanfaatan satelit multifungsi Satria untuk lokasi 3T.

 

Kemudian pilar kedua pada bidang SDM, intervensi ditujukan menyasar pendidikan formal, pemberdayaan tenaga kerja, dan lifelong learning guna memastikan setiap individu memiliki keterampilan di era digital. Indonesia diprediksi membutuhkan talenta digital hingga 9 Juta dalam 15 tahun mendatang atau 600 ribu setiap tahunnya. Saat ini, pemerintah terus mendorong peningkatan keterampilan digital masyarakat melalui prakerja, digital talent scholarship, hingga kolaborasi dengan pihak swasta, seperti Apple, Microsoft, dan Amazon.

 

Pilar ketiga yakni pada bidang riset, inovasi, dan pengembangan (R&D) akan dilakukan peningkatan tujuh komitmen dalam penelitian dan pengembangan, serta mendorong budaya inovasi. Pemerintah sendiri saat ini juga telah menyediakan dukungan berupa super tax deduction hingga 300% untuk kegiatan R&D.

BACA JUGA:Seminar Tahunan Lisensi Klub PSSI Berakhir

Keempat, mewujudkan ekosistem bisnis yang produktif, maju, dan bernilai tambah tinggi melalui digitalisasi sektor ekonomi prioritas seperti manufaktur, perdagangan, dan pertanian. Pilar kelima yakni bersama otoritas terkait akan membuka pintu inklusi finansial dengan target tingkat inklusi keuangan mencapai 90% pada tahun 2024, serta pilar terakhir berupa dukungan ekosistem regulasi dan kebijakan yang sehat, adil, berorientasi pada perlindungan konsumen dan keamanan nasional.

 

Adaptif Pada Perubahan

Mengutip situs resmi Kemenko Perekonomian (www.ekon.go.id), Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin menyampaikan bahwa buku putih yang berisi kerangka kerja serta strategi berbasis data dan kebijakan yang progresif tersebut diharapkan mampu menjadi pijakan strategis agar Indonesia dapat lebih  adaptif terhadap perubahan teknologi dan dinamika global.

 

“Kami yakin bahwa setiap rekomendasi yang terdapat dalam buku putih ini telah mencakup evaluasi cermat dan kami berharap implementasinya nanti dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Deputi Rudy.(*)

 

Sumber : Indonesia.go.id

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan