Perlu Mitigasi Harga TBS Sawit
--
ARGA MAKMUR RU - Harga beli sawit di Kabupaten Bengkulu Utara (BU) pada November 2023 ini, relatif dalam kondisi stabil. Membaca data harga beli Tanda Buah Segar (TBS) di tingkat pabrik, Sabtu (4/11), komoditi yang menjadi obyek realiasasi tambahan Dana Bagi Hasil (DBH) ke daerah tahun ini, harga terendahnya di angka Rp 2.000/kg. Itu terjadi di pabrik PT Sawit Mulya. Harga tersebut, praktik tidak berubah sejak kick off November, diantara tujuh Perusahaan Kelapa Sawit (PKS) yang ada di daerah.
Kepala Dinas Perkebunan BU, Desman Siboro, SH, tak menampik kondisi harga beli PKS di daerah saat ini, relatif stabil. Stabil dengan artian, harga beli di tingkat pabrik, relatif tidak mengalami perubahan signifikan. Walau pun, kata dia, kondisi grafis positif itu terjadi pada tiga PKS di daerah.
"Secara umum, fluktuasi harga beli TBS di setiap PKS stabil," kata Desman yang juga mantan Kabag Hukuk Setkab BU ini, dibincangi Minggu (5/11) sore.
Dalam grafis harga dengan kondisi, Sabtu (4/11), diterangkan Desman, tiga PKS yang mengalami kenaikan harga beli terjadi di PT Sandabi Indah Lestari (SIL). Dua pabrik, raksasa perusahaan perkebunan sawit di Provinsi Bengkulu itu, harganya menjadi Rp 2.260/kg dari harga sebelumnya sebesar Rp 2.225/kg.
Begitu juga untuk pabrik keduanya. Harga belinya menjadi Rp 2.200/kg dari sebelumnya Rp 2.165/kg. Tren serupa juga terjadi pada PT Bumi Anugerah Sawit atau BAS. Semula harganya Rp 2.200/kg, menjadi Rp 2.230/kg.
BACA JUGA:Perusahaan Diminta Sukseskan Program Kampung Samanih
Tapi Desman tak menyampaikan, musabab fluktuasi harga positif yang terjadi. Sementara, empat PKS yang lain memiliki tingkat harga beli yang stagnan. Kondisi cuaca ekstrem yang terjadi, kata dia, ditambah lagi dengan fase "trek" sebagai kalender tahunan tanaman yang maruk air ini, menjadi salah satu dilematika di sektor sawit saat ini. Pendeknya, harga yang relatif tinggi, tak sebanding dengan hasil produksi.
"Semoga dengan tingkat curah hujan yang kembali terjadi di daerah, kian memberikan dampak pada produktifitas tanaman," ujarnya.
Terpisah, anggota DPRD BU, Noprizal, menyampaikan, daerah dipandang perlu melakukan pendataan soal keberadaan pasokan atau stok Crude Palm Oil (CPO) di setiap PKS. Langkah ini sangat penting, kata dia. Sebagai bagian dari mitigasi kepada seluruh PKS di daerah yang notabene menjadi salah satu segmen perekonomian di daerah.
"Langkah preventif ini sangat penting. Jangan sampai nanti, ketika buah mulai normal, harga kemudian turun. Biasanya begitu," ungkapnya.
Penyampaikan politisi PAN ini lumrah. Acap terjadi, di tengah produktivitas tanaman dalam kondisi stabil, harga justru tak berpihak kepada petani. Baik itu komoditi sawit, karet, bahkan padi yang kini harga beras di daerah pun melonjak.
"Sinyalemen praktik monopolistik ini, imbasnya langsung ke masyarakat kecil. Karenanya mitigasi di sektor ini menjadi sangat penting," tandasnya. (bep)