Gencar Program Ketahanan Pangan, Lahan Sawah Pondok Bakil Tak Pernah Diperhatikan Pemerintah

KETRINA.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Lahan persawahan yang ada di Desa Pondok Bakil merupakan lahan persawahan satu-satunya yang dimiliki oleh Kecamatan Ulok Kupai. 

Sesuai data dan informasi yang berhasil dihimpun Radar Utara, sedikitnya saat ini hanya tersisa 24 hektar lagi lahan persawahan produktif atau lahan persawahan eksisting yang dimiliki oleh Desa Pondok Bakil.

Dan disayangkan, keberadaan 24 hektar lahan persawahan jenis tadah hujan ini sangat minim mendapatkan perhatian dari pemerintah. 

Sehingga tak heran, jika seiring berjalannya waktu lahan eksisting persawahan yang tersisa di Desa Pondok Bakil, terus berkurang akibat keputusan petani yang lebih memilih untuk mengalihkan fungsikan lahan persawahan tersebut menjadi perkebunan kelapa sawit.

BACA JUGA:Desa Diminta Tak Paksakan BUMDes Bermasalah untuk Kelola Program Ketahanan Pangan

BACA JUGA:Pemdes Agung Jaya SP6 Musdesus DD Untuk Ketahanan Pangan 2025

"Dulu luasnya ngk segitu. Sekarang sudah jauh berkurang karena banyak petani kita yang memutuskan untuk alih fungsi lahan ke perkebunan kelapa sawit," ungkap Kades Pondok Bakil, Firman Aswandi, Sabtu, 22 Februari 2025.

Diungkapkan Firman, keputusan petani mengalihkan fungsikan lahan persawahan menjadi perkebunan kelapa sawit karena minimnya perhatian dari pemerintah. 

Karena kata Firman, banyak kendala di lapangan yang harus dihadapi oleh petani di desanya dalam memperhatankan hasil produksinya.

"Selama ini tidak ada perhatian dari pemerintah. Mulai bibit, irigasi, pupuk hingga pestisida petani kira ngak pernah dapat," pungkasnya.

BACA JUGA:Sukseskan Program Ketahanan Pangan DD, Turunkan Polisi Penggerak ke Desa

BACA JUGA:Geliat Kerja Lapangan Anggota DPRD BU, Musrenbangcam: Infrastruktur Masih Jadi Kebutuhan Prioritas Masyarakat

Hal mendasar yang dihadapi dan dibutuhkan oleh petani untuk tetap mempertahankan lahan persawahan di desanya saat ini menurut Firman, adalah kehadiran pemerintah. 

Kata Firman, suplai air saat ini menjadi salah satu kendala terbesar bagi petani di desanya untuk mengoptimalkan proses pengelolaan lahan.