Kepala BPBD Minta Pengelola Wisata Cermati Cuaca

Evaluasi korban meninggal dunia, lantaran terseret arus banjir yang ditemukan di dekat muara Sungai Nokan di Desa Lubuk Sahung Kecamatan Arga Makmur, Bengkulu Utara, Selasa, 21 Januari 2025-Radar Utara/Benny Siswanto-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pengelola wisata, khususnya wisata alam di daerah, untuk melakukan mitigasi risiko yang salah satunya mencermati kondisi dan perkembangan cuaca dalam aktivitasnya. 

Sebagaimana diketahui, pancaroba cuaca beberapa tahun ke belakang, relatif sulit diprediksi. Baik berapa lama musim kemarau, musim penghujan yang tahun-tahun lampau dapat diperkirakan waktunya. Misalnya, momen penghujan lazimnya tiba pada pengujung Agustus hingga penutup tahun. 

Sekda yang juga menjabat ex officio Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu Utara, H Fitriansyah, SSTP, MM, meminta agar pemantauan perkembangan kondisi alam, seperti potensi hujan yang otomatis akan berimplikasi pada banjir bandang pada laluan sungai, harus menjadi cermatan. 

"Ini sebagai langkah antisipatif, ketika terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir hingga tanah longsor, ketika musim hujan terlebih intensitas tinggi," ujarnya mengimbau, Selasa, 21 Januari 2025. 

BACA JUGA:Korban Meninggal Hanyut Saat Berwisata, BPBD : Korban Telah Diserahkan ke Keluarga

BACA JUGA:Mukomuko Rawan Bencana, BPBD Siapkan Kajian Resiko Bencana

Menguasai mitigasi bencana yang mengkolaborasikan kemajuan teknologi dan kearifan lokal, menurut Kepala BPBD, masih sangatlah penting. 

Bahkan pengalaman, lanjut dia, dari para pegiat sektor wisata alam, mulai dari pengalaman kejadian khusus seperti kecelakaan, tanah longsor hingga pengalaman melihat kondisi perubahan laluan sungai yang menjadi pertanda alam, ketika akan banjir, perlu disosialisasikan kepada para pengunjung. 

"Karena pancaroba iklim saat ini yang relatif tidak terprediksi. Nah bagaimana peranan teknologi dan kearifan lokal ini, perlu menjadi bagian manajemen pengelolaan wisata alam," terangnya menyeru. 

"Hal-hal teknis berdasarkan data seperti BMKG dan informasi seputar mitigasi yang menggunakan pendekatan kearifan lokal juga perlu disampaikan kepada pengunjung," susulnya menjelas. 

BACA JUGA:BPBD dan Dinas Damkar Dikerahkan Ikut Deteksi Keberadaan Harimau di Mukomuko

BACA JUGA:BPBD Mukomuko Siagakan Personil di Sejumlah Pos Selama Libur Nataru

Diketahui, Daffa Rabbani A.L. (18) tahun, korban hanyut yang diperkirakan terseret air bah di kawasan wisata Palak Siring, Selasa, 21 Januari 2025 pagi, jasadnya ditemukan di dekat Muara Sungai di Desa Lubuk Sahung Kecamatan Kota Arga Makmur. 

Korban air bah itu, sebelumnya terkonfirmasi menjujug areal wisata alam sendiri pada Senin, sore yang kemudian memantik kecurigaan pengelolaan wisata, lantaran hingga petang tak kunjung kembali. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan