Tahun 2025, Bengkulu Potensi Mendapatkan Tambahan Pupuk Subsidi

Juwita Abadi, Sekretaris DTPHP Bengkulu Utara-Radar Utara/Abdurrahman Wachid-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Tahun 2025 ini, Kabupaten Bengkulu Utara bakal mendapatkan penambahan kuota pupuk bersubsidi.
Hal itu dalam rangka mendukung Astacita program swasembada pangan nasional, khususnya upaya peningkatan hasil pertanian jagung. Kabupaten Bengkulu Utara ditarget bisa menanam 6 ribu hektar.
Pasalnya, petunjuk teknis pemupukan pada program penanaman jagung ini menggunakan pupuk bersubsidi dari pemerintah.
"Iya, secara otomatis kuota pupuk subsidi untuk Bengkulu Utara, pasti bertambah,"ujar Sekdis Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan, Juwita Abadi, S.P.
BACA JUGA:Hadapi Kendala Pupuk & Air, Koramil Kumpulkan Poktan dan PPL untuk Program Ketahanan Pangan
BACA JUGA:Hanya Sembilan Kecamatan Dapat Alokasi Pupuk Subsidi 3.451 Ton
Sembari sosialiasi dan melakukan pendataan Calon Petani dan Calon Lahan (CPCL), sejumlah petani yang telah berhasil dihimpun dan menghendaki atas program penanaman jagung ini, mereka juga akan didaftarkan ke sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK), melalui petugas di setiap kecamatan.
Pasalnya, ada regulasi dari pemerintah pusat yang harus diikuti para petani yang boleh atau berhak mendapatkan pupuk bersubsidi ini.
Dijelaskannya juga, untuk tahun 2025 ini Kabupaten Bengkulu Utara hanya mendapatkan jatah pupuk subsidi urea sebanyak 1.691 ton dan pupuk subsidi NPK sebanyak 2.000 ton.
Padahal, menurut data dan hitungan dari pihak DTPH Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2025 ini membutuhkan pupuk sebanyak 1.971 ton pupuk urea dan 3.421 ton pupuk NPK.
BACA JUGA:Kuota Pupuk Subsidi Untuk Petani di Mukomuko Nambah 351 Ton
BACA JUGA:PNS Penyuluh Golongan Ini Pensiunnya Lebih Cepat, Penggunaan Pupuk Kimia Perlu Diwaspadai
Dari jumlah pupuk yang tersedia pada saat ini, pihaknya menyebutkan bahwa pupuk tersebut telah ada pemiliknya dari data yang terinput di RDKK.
Artinya, saat ini alokasi pupuk untuk program penanaman jagung 6 ribu hektar ini belum tersedia di daerah.