Sungai Yang Meminta Kedatangan

Ilustrasi-ist-

BACA JUGA:Celurit Matrah

BACA JUGA:Defisit Kebudayaan: Sastra dalam Bayangan Pasar dan Prinsip 5W-1H

"Tapi sungguh bukan saayy..."

"Halah!!!....Dugggg!!!!!!" sebuah sapuan kaki terukur dari satu anak alm. Pak Birma itu tepat mengenai rahang Pak Prehatin. Dia pun terhentak ke pinggir dan merasakan ngilu berat yang sangat dalam.

"Cukup! Jangan main hakim sendiri!" sergah Komandan Surya yang langsung cepat mengamankan Pak Prehatin.

Dengan diborgol dan dikawal, Polisi menggiring Pak Prehatin menuju pinggir jalan raya untuk masuk ke mobil tahanan.

Sementara itu keluarga alm. Pak Birma juga mengekor di belakang dengan menyembunyikan mata dan senyum penuh intrik dan skandal. 

Berjalan menepi dan berkelok, Pak Prehatin hanya menatap aliran sungai.

BACA JUGA:Kembali ke Laut

BACA JUGA:Ibu Sambung

Seolah sungai itu berbisik kepadanya, mata Pak Prehatin sembab hangat mengingat kenangan kelam di sungai itu. Langkah mereka mendekati undakan bendungan dan berusaha naik menuju jalan raya.

"Bapak!!!!!!!!!" teriak Kinong dari siletan jalan dengan tangan kanan melingkari bola. 

Pak Prehatin menyeretkan langkah hingga berhenti total. Dia mendengar panggilan itu dan menangkap wajah memelas putranya. Kinong berlari mendekat.

Pak Prehatin tak tahan lagi. Dengan kuda-kuda pasti dia gasak satu petugas di kiri tangannya untuk ciptakan ruang. Satu kuncian kendur.

Petugas lain segera terbang dari belakang untuk lakukan kekangan leher.  Namun Pak Prehatin mendorong cepat kepala belakangnya hingga hantam pelipis kanan si petugas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan