Lapor Kasus KDRT Bisa Pakai SATUSEHAT Mobile

Untuk menekan jumlah kasus KDRT, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) meluncurkan fitur akses cepat kontak darurat Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di SATUSEHAT Mobil-PIXABAY-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia masih menjadi problem sosial masyarakat dalam beberapa tahun terakhir.

Mengacu pada data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPPA), kasus kekerasan sampai September 2024 mencapai 19.406 laporan.

Korban perempuan masih mendominasi sebanyak 16.825 orang.

Lokasi kejadian kekerasan terbanyak adalah di rumah tangga, yakni 12.792 korban.

BACA JUGA:Puluhan Korban Fedofilia, Kasus Asusila dan KDRT di Bengkulu Utara Masih Tinggi

BACA JUGA:Aktor KDRT Lahir dari Kesalahan Pola Asuh dan Keluarga

Adapun bentuk kekerasan yang paling sering dialami korban yaitu seksual 8.941 orang, fisik 6.780 orang, psikis sebanyak 5.790, sisanya yakni penelantaran, trafficking, hingga eksploitasi.

Mabes Polri mencatat, laporan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) selama 2023 sebanyak 21.768 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak (PPA).

Dari jumlah kasus tersebut tercatat sebanyak 11.084 kasus kekerasan terhadap anak. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 12,3 persen jika dibandingkan dengan 2022.

Untuk menekan jumlah kasus KDRT, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) meluncurkan fitur akses cepat kontak darurat Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di SATUSEHAT Mobile.

BACA JUGA:Hindari Pernikahan Dini, Rawan KDRT

BACA JUGA:Puluhan Korban Fedofilia, Kasus Asusila dan KDRT di Bengkulu Utara Masih Tinggi

Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan sekaligus Chief of Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes Setiaji menjelaskan bahwa penambahan fitur baru ini merupakan respons pemerintah untuk meningkatkan dukungan bagi korban kekerasan berbasis gender.

“Dengan fitur ini, SATUSEHAT Mobile diharapkan menjadi aplikasi yang inklusif. Tidak hanya dapat diandalkan untuk layanan kesehatan, melainkan juga untuk memberikan akses bantuan cepat terhadap isu-isu mendesak seperti KDRT,” ujar Setiaji, Selasa (17/12/2024) seperti dikutip dari laman Kemenkes.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan