Agar Sektor Manufaktur Melaju Kencang
Jasa industri yang memiliki peran signifikan menjadi sumber baru dari pertumbuhan ekonomi nasional. -ANTARA FOTO-
Angka itu bukan sekadar statistik; ia merepresentasikan upaya nyata untuk menjadikan jasa industri sebagai pemain utama di panggung ekonomi global.
Empat Tahapan Strategis
Peta Jalan Pengembangan Jasa Industri 2025-2045 bukan sekadar dokumen. Ia adalah panduan strategis dengan empat tahapan terukur:
BACA JUGA:Kinerja Terbaik Industri Manufaktur selama 2,5 Tahun
BACA JUGA: PMI Manufaktur Indonesia Konsisten Ekspansi 31 Bulan Berturut-turut
Tahap I (2025-2029): Pembangunan ekosistem jasa industri sehat melalui harmonisasi regulasi dan peningkatan SDM bersertifikasi.
Tahap II (2030-2034): Peningkatan daya saing sektor jasa industri untuk mendukung industri manufaktur.
Tahap III (2035-2039): Mendorong jasa industri memasuki rantai pasok global dengan teknologi mumpuni dan SDM unggul.
Tahap IV (2040-2045): Menjadikan jasa industri sebagai regional champion yang berbasis inovasi, teknologi, dan resiliensi global.
BACA JUGA: Permintaan Domestik Topang Sektor Manufaktur Indonesia
BACA JUGA:Investasi di Sektor Manufaktur Terus Naik
Faisol Riza menyebut, roadmap itu sebagai akselerator dalam menjawab tantangan kompleks sektor industri. “Kita tidak bisa hanya berlari pelan. Roadmap ini akan menjadi peta yang jelas untuk menyatukan langkah semua pemangku kepentingan,” tuturnya.
Transformasi Ekonomi
Mengapa jasa industri menjadi kunci? Karena sektor ini tak hanya mendukung efisiensi, melainkan juga membuka lapangan kerja luas. Dengan target peningkatan tenaga kerja berkualifikasi hingga 2045, sektor jasa industri diharapkan mampu menjawab kebutuhan SDM berdaya saing tinggi.
Namun, tantangan tak ringan. Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Andi Rizaldi menyoroti perlunya kolaborasi. “Roadmap ini tidak akan berhasil jika kita tidak melibatkan seluruh elemen, mulai dari pelaku industri hingga akademisi,” ujarnya. Andi menyebutkan roadmap ini disusun dengan cermat, melibatkan focus group discussion hingga wawancara mendalam dengan berbagai stakeholder.