Menilik 11 Perusahaan Tertua di Indonesia yang Berhasil Lintas Zaman hingga Ratusan Tahun
Salah Satu Perusahaan Tertua di Indonesia yang Berhasil Lintas Zaman hingga Ratusan Tahun-Wikipedia-
Di dalam buku One Hundred Years Bank Rakyat Indonesia, 1895-1995 (1995:5-6) mencatat sejarah BRI bermula dari kas masjid, pada 1894, ada guru sekolah yang ingin mengadakan pesta sunatan.
Akan tetapi, guru itu tak punya uang dan terpaksa mengutang ke rentenir, kabar ini kemudian terdengar oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja.
BACA JUGA:Konflik Kebun Kas Desa Karya Pelita vs PT Air Muring, Perusahaan Tawarkan 2 Opsi
BACA JUGA:Menyambut Pilkada Serentak, Perusahaan Diminta Berperan Menjaga Kamtibmas
Membuat dia prihatin karena bisa dipastikan bahwa gaji guru yang kecil bakal bergelut dengan tagihan rentenir.
Nah kebetulan, dia diberikan amanah mengelola uang kas masjid Kota Purwokerto sebesar 4.000 gulden.
Kemudian dia punya ide untuk menjadikan uang kas itu sebagai sarana menolong guru supaya tak lagi meminjam ke rentenir, selain guru, para pegawai dan petani juga bisa meminjam.
Lalu pada 16 Desember 1895, upaya Wirjaatmadja berhasil membentuk bank simpan pinjam De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden.
Kemudian dia membentuk bank bersama Raden Atma Soepradja, R. Atma Soebrata dan R. Djaja Soemitra, setelah Indonesia Merdeka, namanya berubah menjadi Bank Rakjat Indonesia.
BACA JUGA:Kebun Kas Desa Karya Pelita, Tripika Akan Konfrontir Data Desa dan Perusahaan
BACA JUGA:Tupperware Resmi Bangkrut? Akhir Era Perusahaan Ikonik
Unilever
Perusaan Unilever merupakan perusahaan asal Inggris yang berdiri 1 Januari 1930, namun perusahaan ini baru masuk ke Indonesia pada 5 Desember 1933 lewat Lever Zeepfabrieken N V, berdiri di Angke, Jakarta Utara.
Selain itu, Unilever menjadi salah satu perusahaan multinasional di Indonesia yang menopang perekonomian negara dari era sebelum Kemerdekaan, Era Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi.
Di sisi lain, nilai ekonomi yang didistribusikan Unilever pada 2023 saja mencapai Rp 38,92 triliun dengan melibatkan 4.800 pekerja, 500.000 ritel kecil, hingga puluhan ribu petani.
Pasalnya untuk nilai ekonomi yang didistribusikan setara dengan 0,2% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.