Digitalisasi Dorong Ekonomi Inklusif Usaha ‘Wong Cilik’
Menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, digitalisasi UMKM turut jug membantu UMKM dalam hal pemasaran, melainkan juga meningkatkan daya saing produk lokal. -ANTARA FOTO-
Bagi Kementerian UMKM di era Pemerintah Prabowo Subianto, target 30 juta UMKM Go Digital tetap harus menjadi program prioritas, apalagi program itu tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Hingga pertengahan 2024, baru sekitar 25 juta UMKM yang berhasil memanfaatkan platform digital, jauh dari angka yang diharapkan.
BACA JUGA:Strategi Pemasaran Kreatif: Cara UMKM Menarik Pelanggan di Tengah Persaingan
BACA JUGA:Kemendag Fokus pada Penguatan Pasar dan Ekspor UMKM BISA
Dampak Digitalisasi
Meskipun target belum tercapai sepenuhnya, dampak digitalisasi terhadap UMKM di Indonesia sangat signifikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, UMKM menyumbang sekitar 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh kemampuan pelaku usaha untuk menjangkau pasar yang lebih luas melalui platform digital.
Seorang pelaku usaha kuliner di Jayapura yang ditemui penulis, menceritakan bagaimana penjualannya meningkat hingga 40 persen setelah menggunakan aplikasi pengantaran makanan.
BACA JUGA:Kemendag Dorong UMKM Perempuan 'Go Global' Kuatkan Ekspor Indonesia
BACA JUGA:Pemerintah Pastikan Pelaku UMKM Dapatkan Hak Terkait Penghentian Layanan QRIS
Demikian pula dengan Riana, pemilik bisnis kerajinan tangan asal Bandung. Dia menceritakan dirinya sebelumnya hanya bergantung pada pameran lokal.
Namun, setelah mengikuti pelatihan UMKM Go Digital, ia mulai menjual produknya melalui marketplace dan media sosial.
Saat ini, produknya telah diekspor ke pelbagai negara seperti Jepang dan Jerman, membuktikan bahwa teknologi digital mampu membuka peluang pasar global.
Teknologi digital tidak hanya membantu UMKM dalam hal pemasaran, melainkan juga meningkatkan daya saing produk lokal. Melalui integrasi dengan platform digital, pelaku usaha dapat memahami tren pasar, mengatur inventaris lebih efisien, sehingga bisa melakukan personalisasi produk sesuai kebutuhan konsumen global.
BACA JUGA:Wamendag Roro: UMKM Perempuan Berpotensi Memimpin Perdagangan Global